Elit Kripto Ramai-ramai Serbu Negara Arab, Ini Alasannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pemain besar di ekosistem mata uang kripto berkumpul di Abu Dhabi pada pekan lalu. Mereka antusias menjalin kesepakatan dengan investor kaya asal Uni Emirat Arab (UEA) yang dapat memberikan dorongan bagi industri ini setelah dua bulan yang lesu.
Setelah kedatangan mereka di kota tersebut, sumber yang familiar dengan hal ini menyebutkan alasan para 'raja' kripto ke Abu Dhabi adalah maraknya informasi yang menyebut para investor besar berada di kota tersebut selama konferensi kripto.
Menurut kabar yang beredar, ada spekulasi bahwa perwakilan dari dana kekayaan negara (SWF) senilai US$330 miliar beredar, tetapi tampaknya sulit untuk menemukan mereka.
Berdasarkan spekulasi tersebut, beberapa raja kripto berbondong-bondong mendatangi Abu Dhabi yang merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota UAE. Mereka berpindah dari satu konferensi ke konferensi lainnya, mencari koneksi, dan berbagai detail terkait makan malam intim dengan tokoh-tokoh kawakan dan anggota keluarga kerajaan.
Beberapa sumber mengatakan Michael Saylor yang merupakan pendiri, mantan CEO, dan kepala eksekutif Strategy, adalah salah satu dari tokoh kripto yang hadir. Ia terlihat dalam konferensi Bitcoin MENA.
Saat awak media menanyakan terkait kehadirannya, Saylor mengatakan perusahaannya sedang anjlok lebih dari setengah sejak pertengahan tahun ini.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, ia menjelaskan bahwa ia telah mempresentasikan strateginya untuk mendapatkan lebih banyak mata uang digital menggunakan berbagai instrumen keuangan kepada ratusan investor, termasuk mereka yang berasal dari SWF UEA.
Untuk menghubungi mereka, ia harus melakukan perjalanan melalui Teluk Persia. Beberapa upaya yang dilakukan Saylor adalah membagikan presentasi kepada pihak-pihak yang tertarik yang menggambarkan Strategy sebagai roket yang didorong oleh Bitcoin, dengan target ide senilai US$20 triliun, dikutip dari Cyptopolitan, Senin (15/12/2025).
Sementara itu, presiden Metaplanet, operator hotel Jepang yang memposisikan diri sebagai investor Bitcoin dan juga menghadapi penurunan harga saham yang signifikan, mengungkapkan di atas panggung bahwa perusahaan tersebut berupaya mengumpulkan dana melalui proyek saham preferen baru yang dikenal sebagai "MARS."
Investor potensial lainnya yang diidentifikasi termasuk Dominari Holdings, bank investasi yang sering dipilih oleh keluarga Trump, dan divisi investasi dan sekuritas dari Hanwha Group Korea Selatan. Yang perlu diperhatikan, Hanwha secara terbuka menyatakan niatnya untuk menjadikan Abu Dhabi sebagai pusat utama dalam pengembangan produk mata uang kripto.
Penurunan pasar kripto saat ini mengejutkan banyak pihak. Sebelumnya, beberapa orang percaya bahwa sikap Presiden AS Donald Trump terhadap kripto akan secara signifikan mendorong industri ini, menghasilkan keuntungan yang besar dan adopsi yang lebih cepat.
Sementara pasar saham di AS dilaporkan tetap mendekati rekor tertinggi, Bitcoin melambat pada Oktober 2025. Hal ini terjadi setelah aksi jual di beberapa pasar berdampak pada para pedagang dan bursa.
Selain itu, rencana yang telah ditetapkan Trump untuk legislasi mata uang kripto telah menuai kritik, karena beberapa anggota parlemen Demokrat telah memperlambat kemajuan RUU baru yang bertujuan untuk menetapkan regulasi bagi pasar mata uang digital.
Namun, terlepas dari tantangan-tantangan ini, individu-individu di UEA telah menunjukkan peningkatan minat pada sektor kripto.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]