CEO Resign Usai Kantor Digerebek Polisi, Raja Ecommerce Runtuh Sekejap
Jakarta, CNBC Indonesia - Kejayaan raja e-commerce terbesar di Korea Selatan (Korsel) runtuh seketika. Insiden kebocoran data berskala besar yang berdampak pada hampir 34 juta pelanggan membuat Coupang terguncang.
Pada Selasa (9/12) waktu setempat, polisi menggrebek kantor pusat Coupang di wilayah selatan Seoul untuk mencari dokumen dan barang bukti terkait kebocoran yang menimpa lebih dari setengah total populasi Korsel yang berjumlah 52 juta orang.
Tak lama setelahnya, CEO Coupang Park Dae-jun mengundurkan diri dari jabatannya, dikutip dari Reuters, Rabu (10/12/2025). Ia mengambil tanggung jawab atas insiden kebocoran data pribadi pelanggan yang mencakup nama, nomor HP, alamat email, serta detail pengiriman barang.
"Coupang meminta maaf sebesar-besarnya karena menyebabkan kekacauan publik," kata perusahaan dalam pernyataannya.
Coupang mengatakan pihaknya akan berupaya mengembalikan kepercayaan pelanggan dan mengambil langkah keamanan yang lebih ketat untuk mencegah kebocoran data di masa mendatang.
Lebih lanjut, perusahaan mengatakan Harold Rogers yang merupakan Chief Administration Officer di induk perusahaan di Amerika Serikat (AS) akan menjadi CEO interim pasca Park Dae-jun mengundurkan diri.
Kebocoran data masif Coupang disebut sebagai kasus kebocoran data terbesar di Korsel. Insiden ini diyakini terjadi sejak Juni lalu, meski Coupang baru mengumumkannya pada November 2025.
Coupang diketahui dibekingi SoftBank Group asal Jepang.
Pengunduran diri Park Dae-jun diumumkan setelah Perdana Menteri Korsel Kim Min-seok mengatakan pemerintah akan meluncurkan investigasi mendalam atas kasus ini. Pemerintah juga akan mengambil tindakan keras atas pelanggaran hukum yang dilakukan perusahaan.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]