Pesawat Kena Serangan Terbesar, Jutaan Penumpang Jadi Korban

Redaksi, CNBC Indonesia
13 October 2025 11:25
SYDNEY, AUSTRALIA - JANUARY 18: Qantas flight QF144 berths at a gate at Sydney Airport on January 18, 2023 in Sydney, Australia. Emergency services were on standby at Sydney Airport after Qantas flight QF144 from Auckland issued a mayday call on Wednesday afternoon. (Photo by Brendon Thorne/Getty Images)
Foto: Getty Images/Brendon Thorne

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan Australia, Qantas Airways, mengumumkan pihaknya sebagai salah satu perusahaan yang terkena dampak serangan kriminal siber. Data pelanggan telah dicuri dan dipublikasikan oknum tak bertanggung jawab dalah peretasan yang dilakukan pada Juli 2025.

Qantas mengatakan pada Juli lalu bahwa lebih dari 1 juta data sensitif pelanggan berhasil dibobol melalui peretasan terbesar dalam bertahun-tahun. Adapun data-data yang dibobol termasuk nomor telepon, tanggal lahir, dan alamat rumah.

Sementara itu, 4 juta pelanggan lainnya juga terdampak kebocoran data nama dan alamat email dalam peretasan tersebut.

Serangan pada Juli lalu merupakan pembobolan tercanggih di Australia sejak raksasa telekomunikasi Optus dan asuransi kesehatan Medibank terkena serangan pada 2022 silam.

"[Qantas] adalah salah satu dari sejumlah perusahaan di dunia yang datanya telah bocor oleh penjahat siber setelah insiden serangan pada awal Juli, di mana data pelanggan dicuri melalui platform pihak ketiga," kata Qantas dalam pernyataan resminya, dikutip dari Reuters, Senin (13/10/2025).

"Dengan bantuan pakar keamanan siber, kami menyelidiki apa saja data yang dirilis. Kami memiliki perintah pengadilan yang sedang berlaku untuk mencegah data yang dicuri, diakses, dilihat, dirilis, digunakan, dikirimkan, atau dipublikasikan oleh siapa pun, termasuk pihak ketiga," tambah maskapai tersebut.

Kelompok peretas Scattered Lapsus$ Hunters berada di balik kebocoran data Qantas. Perilisan data yang dibobol terjadi setelah batas waktu tebusan yang ditetapkan oleh kelompok tersebut terlewati, lapor situs berita Guardian Australia.

Qantas menolak berkomentar mengenai laporan tersebut.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Google Ingatkan Pengguna Gmail untuk Update Akun, Ada Bahaya Mengintai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular