Banyak Kamera Disadap-Dibajak Jarak Jauh, Kenali Modusnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan terakhir, kepolisian di tiga benua mengungkap sederet kasus yang melibatkan peretasan kamera IP, jebakan Wi-Fi palsu, hingga jaringan narkoba di dark web. Modus yang digunakan para pelaku semakin canggih, bahkan bisa membajak perangkat dari jarak jauh tanpa disadari pemiliknya.
Kepolisian Nasional Korea Selatan misalnya, melaporkan empat tersangka berhasil meretas lebih dari 120.000 kamera IP, banyak di antaranya berada di lokasi sensitif seperti klinik ginekologi. Dua tersangka diduga menjadi otak utama, masing-masing menguasai sekitar 63.000 dan 70.000 kamera.
Tujuan mereka adalah mencuri rekaman pribadi dari kamera yang lemah keamanannya, lalu mengubahnya menjadi konten eksploitasi seksual untuk dijual di internet. Video tersebut dijual melalui situs yang disebut sebagai "Site C", dengan keuntungan mencapai puluhan juta won.
Polisi mengatakan, sebagian besar kamera yang diretas menggunakan password standar yang mudah ditebak. Petugas kemudian mendatangi 58 lokasi kamera yang berhasil dibobol untuk memperingatkan pemiliknya dan memberikan edukasi keamanan.
"Kejahatan kamera IP adalah kejahatan serius yang menyebabkan penderitaan besar bagi para korban. Kami akan menindak tegas hingga ke akar melalui penyelidikan aktif," kata Park Woo-hyun, Direktur Investigasi Siber di Badan Kepolisian Nasional.
Wi-Fi palsu di Australia
Masih terkait kejahatan jarak jauh, Kepolisian Federal Australia menjatuhkan hukuman tujuh tahun empat bulan penjara kepada seorang pria 44 tahun yang mengoperasikan jaringan Wi-Fi palsu di bandara dan penerbangan domestik.
Modusnya dikenal sebagai evil twin, yakni membuat jaringan Wi-Fi yang tampak resmi. Saat pengguna memasukkan email atau kredensial lainnya, data tersebut langsung dicuri pelaku. Informasi login itu kemudian dipakai untuk masuk ke akun pribadi korban dan mencuri konten intim.
AFP mengungkap sejumlah korban merupakan remaja perempuan dan dampaknya disebut bisa "menghancurkan dan bertahan seumur hidup."
"Jaringan Wi-Fi yang meminta detail pribadi harus dihindari," ujar Komandan AFP, Renee Colley. Ia mengimbau masyarakat menggunakan VPN, menonaktifkan file sharing, dan menghindari aktivitas perbankan lewat Wi-Fi publik.
Kartel narkoba dark web di pedesaan Inggris
Sementara di Inggris, polisi menjatuhkan hukuman enam setengah tahun penjara kepada Steven Parker, pria 52 tahun yang mengoperasikan kerajaan narkoba digital dari rumahnya di pedesaan Norfolk.
Parker mengelola akun bernama DNMSoldiersNDD untuk menjual amfetamin, ganja, diazepam, MDMA, heroin, hingga Xanax melalui dark web selama bertahun-tahun. Ia bertindak sebagai operator tunggal, sementara mantan pasangannya membantu logistik pengiriman.
Penangkapan dilakukan setelah polisi mencegat paket MDMA dari Jerman pada 2022 dan menemukan bukti lengkap operasi Parker di perangkat digitalnya.
"Kasus ini membuktikan bahwa kejahatan terorganisir, termasuk mereka yang beroperasi di ruang online bisa dibongkar," kata Detektif Inspektur Colin Troll dari ERSOU.
Kasus-kasus ini menunjukkan satu hal, bahwa perangkat yang tampak sepele seperti kamera CCTV rumahan, Wi-Fi publik, atau ponsel bisa menjadi pintu masuk bagi kejahatan siber diberbagai benua.
(fab/fab)