CCTV di Rumah Bisa Dipantau Orang Lain, Cek 7 Cara agar Tetap Aman
Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia - Keberadaan CCTV rumah kerap dianggap sebagai solusi keamanan paling praktis. Kamera pengawas menjanjikan rasa aman, memungkinkan pemilik rumah memantau kondisi kapan saja dan dari mana saja. Namun di balik manfaat itu, muncul pertanyaan yang banyak dicari publik: apakah CCTV di rumah bisa diretas?
Kasus peretasan kamera memang pernah terjadi. Mulai dari oknum internal perusahaan hingga celah sistem yang membuat rekaman pengguna bisa diakses pihak asing. Meski begitu, para ahli keamanan menilai risiko tersebut relatif jarang terjadi, terutama jika pengguna memilih produk yang tepat dan menerapkan langkah pengamanan dasar secara konsisten.
Berikut rangkuman langkah penting agar CCTV rumah tetap aman dari peretasan, dirangkum dan diolah secara jurnalistik dari laporan media teknologi internasional CNET.
1. Hindari Kamera Murahan dan Produk Bekas
Harga murah sering kali mengorbankan kualitas keamanan. Kamera tanpa merek jelas, tiruan (knock-off), atau produk dari vendor yang memiliki rekam jejak keamanan buruk berpotensi menyimpan celah serius.
Selain itu, kamera bekas yang dijual bebas di marketplace seperti forum jual beli atau platform iklan baris juga memiliki risiko tersembunyi. Pengguna tidak pernah benar-benar tahu apakah perangkat tersebut masih menyimpan akun lama, firmware modifikasi, atau akses jarak jauh yang sengaja ditinggalkan.
Dalam banyak kasus keamanan siber, celah seperti ini justru menjadi cara termudah pihak asing mengintip kamera rumah secara diam-diam. Karena itu, membeli perangkat baru dari distributor resmi tetap menjadi pilihan paling aman.
2. Pilih Kamera dengan Enkripsi End-to-End
Enkripsi end-to-end memastikan rekaman video sudah terkunci sejak dari kamera hingga ke perangkat pengguna. Jika data dicegat di tengah jalan, isinya tetap tidak bisa dibaca.
Beberapa merek besar seperti Ring dan Arlo menyediakan opsi enkripsi penuh, sementara lainnya menerapkan enkripsi sebagian untuk keperluan analisis sistem. Semakin sedikit data yang didekripsi di server, semakin kecil peluang penyalahgunaan.
3. Periksa Rekam Jejak Keamanan Merek
Sebelum membeli, ada baiknya menelusuri riwayat keamanan merek CCTV yang dipilih. Apakah pernah mengalami kebocoran data? Apakah cepat menambal celah keamanan?
Media teknologi internasional rutin melaporkan insiden kebocoran data ini. Jika sebuah merek sering bermasalah dalam waktu dekat, memilih alternatif lain adalah langkah bijak.
4. Amankan Wi-Fi dan Aplikasi
Keamanan CCTV sangat bergantung pada keamanan jaringan rumah. Wi-Fi dengan kata sandi lemah ibarat pintu terbuka. Gunakan kata sandi kuat, aktifkan enkripsi jaringan, firewall, dan bila perlu jaringan tamu terpisah. Kata sandi aplikasi CCTV pun perlu perlakuan yang sama, terutama setelah perubahan besar dalam kehidupan seperti pindah rumah atau pergantian penghuni.
5. Rutin Melakukan Pembaruan Sistem
Pembaruan perangkat lunak bukan sekadar menambah fitur. Update juga berfungsi menutup celah keamanan yang ditemukan. Aktifkan pembaruan otomatis jika tersedia dan pastikan aplikasi CCTV di ponsel selalu versi terbaru.
6. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Two-factor authentication menambahkan lapisan keamanan ekstra. Selain kata sandi, sistem akan meminta verifikasi kedua, seperti kode SMS, email, atau biometrik. Dengan cara ini, akses ilegal menjadi jauh lebih sulit meskipun kata sandi bocor.
7. Perhatikan Penempatan Kamera
Ancaman tidak selalu datang dari dunia digital. Kamera yang mengarah ke area sensitif tetangga berpotensi memicu konflik hingga tindakan sabotase. Tempatkan kamera secara proporsional, hindari area bersama, dan pastikan pemasangan tidak mudah dijangkau atau dirusak secara fisik.
Seberapa Besar Risiko CCTV Diretas?
Menurut analisis CNET, peretasan kamera rumah secara acak tergolong sangat jarang. Teknik peretasan canggih tidak sebanding dengan hasil yang didapat. Risiko justru lebih sering datang dari orang yang sudah memiliki akses, seperti mantan pasangan, anggota keluarga, atau oknum internal perusahaan. Indikasi awal peretasan bisa berupa lampu indikator menyala di waktu tak biasa, rekaman asing di aplikasi, atau suara dari fitur two-way audio tanpa sebab jelas.
(dag/dag)[Gambas:Video CNBC]