Kekurangan Terparah SDM Indonesia Diungkap Hasil Riset
Jakarta, CNBC Indonesia - Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2025 kembali dirilis dan menempatkan Indonesia di peringkat 80 dari 135 negara.
Laporan ini menilai kapasitas negara dalam mengembangkan, menarik, dan mempertahankan talenta, sebuah indikator penting di tengah persaingan ekonomi global yang makin ketat.
GTCI pertama kali diluncurkan pada 2013 oleh INSEAD, bekerja sama dengan Human Capital Leadership Institute (Singapura) dan Adecco Group. Indeks ini hadir sebagai alat berbasis data yang menilai kemampuan suatu negara memanfaatkan modal manusia untuk daya saing dan inovasi.
Pada edisi 2025, GTCI memasuki babak baru lewat kemitraan dengan Portulans Institute, yang memperkuat kedalaman analisis dan cakupan indikatornya.
GTCI menggunakan model Input-Output yang memotret kondisi institusi, regulasi, dan kebijakan talenta suatu negara, serta mengukur hasil ketersediaan skill yang terbentuk.
Total ada 77 indikator, mencakup 135 negara yang mewakili 97% PDB global. Selain itu, edisi 2025 juga memasukkan dimensi baru seperti adopsi AI, resiliensi tenaga kerja, dan tingkat kesejahteraan karyawan.
Setiap tahun, metodologi GTCI diaudit oleh Joint Research Centre (JRC) Komisi Eropa untuk memastikan konsistensi dan validitasnya.
Indonesia sendiri masuk kelompok upper middle-income dengan skor keseluruhan 41,18, menempati peringkat 80 secara global. Ini berada di bawah rata-rata kelompok negara berpendapatan menengah atas (skor 43,14).
Dari semua skor Indonesia, penilaian paling rendah muncul pada kategori kemampuan umum untuk beradaptasi. Kategori ini mengukur kemampuan talenta di suatu negara untuk beradaptasi terhadap perubahan di dunia kerja, terutama terkait adopsi teknologi. Uniknya, peringkat tertinggi pada kategori ini diraih Indonesia untuk "pemusatan talenta AI."
Di berbagai kategori lain, peringkat terburuk untuk Indonesia dalam hal daya saing SDM muncul pada kemampuan menggunakan software bisnis dan cloud, pemberdayaan perempuan, pelatihan di dalam perusahaan, dan perlindungan lingkungan hidup.
Berikut gambaran kinerja Indonesia per pilar:
1. Enable
Skor 51.48 (Peringkat 59)
Pilar ini menilai efektivitas regulasi, kualitas institusi, pasar, dan iklim bisnis.
2. Attract
Skor 43.31 (Peringkat 101)
Menilai kemampuan menarik talenta, baik domestik maupun asing.
3. Grow
Skor 34.28 (Peringkat 75)
Menilai kapasitas sistem pendidikan, pelatihan, dan pengembangan talenta.
4. Retain
Skor 52.46 (Peringkat 68)
Menilai kemampuan mempertahankan talenta dan kualitas hidup.
5. Vocational & Technical Skills
Skor 48.19 (Peringkat 74)
Menilai ketersediaan tenaga kerja terampil tingkat menengah.
6. Generalist Adaptive Skills
Skor 37.87 (Peringkat 102)
Mengukur skill adaptif, digital, dan profesional.
(dem/dem)[Gambas:Video CNBC]