Singapura Dalam Bahaya, Warga Diminta Lakukan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus penipuan online yang bisa menguras rekening korban terjadi di mana-mana. Fenomena ini turut menimpa Singapura, negara terkaya di Asia Tenggara.
Modus yang marak terjadi di Singapura adalah pemalsuan lembaga pemerintah pada platform pesan singkat. Kementerian Dalam Negeri Singapura mengatakan kepolisian setempat telah memerintahkan Apple dan Google untuk mencegah terjadinya kasus tersebut.
Perintah tersebut berdasarkan Undang-Undang Bahaya Kriminal Online yang dikeluarkan setelah polisi mengamati penipuan pada iMessage Apple dan Google Messages yang mengaku berasal dari perusahaan seperti layanan pos lokal SingPost.
Pada September lalu, pemerintah juga mengancam dendake Meta Platforms jika tidak memperkenalkan verifikasi keamanan seperti pengenal wajah (facial recognition) untuk membantu mencegah penipuan dengan modus pemalsuan identitas di Facebook, termasuk yang melibatkan pemegang jabatan kunci di pemerintahan.
Lembaga pemerintah Singapura telah mendaftarkan diri pada sistem SMS lokal, sehingga hanya lembaga resmi yang bisa mengirim pesan dengan nama 'gov.sg'. Namun, hal ini tidak berlaku untuk platform iMessage dan Google Messages.
"Masyarakat umum mungkin berasumsi bahwa pesan yang mereka terima dari akun yang mengaku berasal dari 'gov.sg' di iMessage atau Google Messages adalah sah karena pesan yang dikirim muncul berdampingan dan tidak mudah dibedakan dari SMS," kata polisi Singapura, dikutip dari Reuters, Rabu (26/11/2025).
Di bawah perintah terbaru yang dikeluarkan polisi Singapura, Google dan Apple wajib mencegah akun atau group chat menampilkan nama yang diberikan embel-embel 'gov.sg' dan lembaga pemerintahan Singapura lainnya.
Kementerian Dalam Negeri Singapura mengatakan Apple dan Google telah berkomitmen untuk mematuhi perintah tersebut. Mereka juga meminta warga setempat untuk memperbarui aplikasi mobile di HP mereka, demi memastikan fitur keamanan terbaru efektif berlaku.
Dalam pernyataannya pada awal pekan ini, Google mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan pemerintah untuk mengimplementasikan sistem terbaru ini. Hal tersebut sejalan dengan upaya perusahaan untuk melawan berbagai modus penipuan, termasuk dengan filter spam yang aktif.
Apple tak segera memberikan komentar.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]