Aplikasi Terkenal di Indonesia Ternyata Sarang Penipu
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa platform Facebook dan Instagram ditemukan mendapatkan keuntungan dari iklan penipuan dan barang terlarang. Ini diungkapkan oleh Senator Amerika Serikat (AS) Josh Hawley dan Richard Blumenthal.
Mereka meminta agar pemimpin Komisi Perdagangan Federal dan Komisi Sekuritas dan Bursa untuk melakukan penyelidikan terkait pendapatan perusahaan milik Mark Zuckerberg itu.
"FTC dan SEC harus segera membuka investigasi dan jika laporan akurat, mengambil tindakan hukum yang tegas jika diperlukan untuk memaksa Meta mengembalikan keuntungan, membayar denda dan setuju menghentikan tayangan iklan," kata Hawley dan Blumenthal dalam surat kepada kedua lembaga tersebut, dikutip dari Reuters, Selasa (25/11/2025).
Keduanya juga skeptis soal cara Meta memerangi iklan-iklan bermasalah. Mereka menyebutkan ad library milik perusahaan menunjukkan identifikasi iklan yang jelas untuk judi ilegal, penipuan pembayaran, penipuan kripto, layanan seks deepfake hingga tawaran palsu.
Reuters melaporkan sebelumnya Meta mengantongi US$16 miliar (Rp 266 triliun) dari iklan terlarang tahun lalu. Uang tersebut sekitar 10% dari pendapatannya saat itu.
Sementara dari dokumen yang dilaporkan Reuters juga menyebutkan Meta mendapatkan US$3,5 miliar (Rp 58,2 triliun) dari iklan penipuan berisiko tinggi setiap setengah tahunnya.
Aturan anti penipuan Meta juga disebut tak berjalan dengan baik, karena tidak berlaku untuk banyak iklan. Begitu juga staf perusahaan menyalahi semangat aturan untuk iklan penipuan.
Meta juga telah buka suara soal klaim pendapatan iklan penipuan. Menurut perusahaan, laporan penipuan pengguna telah berkurang hingga 58% dalam 1,5 tahun terakhir.
Sementara itu, juru bicara Meta Andy Stone menyebut surat Hawley-Blumenthal sebagai klaim yang dibesar-besarkan. Dia memastikan pihaknya terus memerangi penipuan dalam platform-platform yang dimiliki Meta.
"Karena orang-orang di platform kami tidak ingin konten ini, pengiklan yang sah tidak menginginkannya, dan kami juga," jelasnya.
(dem/dem)