Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu, Wilayah Rawan di RI Berubah
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2024, terdapat 14 segmen megathrust. Jumlah ini berubah dari 13 segmen megathrust dari peta yang diluncurkan 2017.
Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Sri Widiyantoro menjelaskan ada satu zona yang tidak masuk lagi dalam daftar megathrust dan hanya menjadi thrust. Selain itu ditemukan segmen di Sumatra dan Jawa yang lebih terperinci.
"Sebenarnya tidak persis temuan baru, yang lama sudah ada hanya segmentasinya lebih diperincikan, ya didetailkan. Jadi, lokasinya masih situ aja," jelasnya, dalam pemaparannya di Sosialisasi dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Terkini ke Ketahanan Indrastruktur, di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Segmentasi pada Sumatra hingga Jawa hingga selatam Lombok berbeda dengan peta sebelumnya pada 2017. "Lebih banyak yang baru ini," ucapnya.
Terkait peta terbaru, dia juga menjelaskan terdapat beberapa perbedaan dari yang diluncurkan 2017. Dua di antaranya di Jawa dan juga Ibu Kota Negara Nusantara.
Widiyantoro mengatakan ditemukan sesar Baribis di utara Jawa yang ternyata masih aktif. Karena yang diketahui selama ini adalah sesar aktif berada di selatan Jawa.
Sementara di IKN ditemukan pula sesar. Namun, masih dipelajari sesar ini masih aktif atau tidak.
"Tapi karena sudah ada sesarnya, maka PusGen (Pusat Studi Gempa Nasional) memasang slip rate atau laju pergeseran sesarnya kecil. Karena kalau slip ratenya besar kan magnitudenya besar," kata dia.
"Jadi untuk sesar-sesar yang kita tahu tapi slip rate-nya masih perlu diperdalam lagi, tetap kita pasang di peta. Tapi dengan slip rate yang kecil gitu ya," jelasnya menambahkan.
Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2024 ini membawa dua kabar. Kabar baiknya, dia mengatakan kita bisa mengindetifikasi sejumlah sesar-sesar di Indonesia.
Pada peta 2024, terdapat 401 sesar yang terindetifikasi. Jumlahnya lebih banyak dari peta 2017 yakni 295 sesar.
Beberapa sesar memang yang telah diketahui sebelumnya. Namun ada juga yang mendapatkan informasi baru, seperti sesarnya tak seperti yang digambarkan sebelumnya.
"Misalnya sesar Baribis, kita tahunya dulu kan Baribis itu dari Subang melalui Jakarta Selatan sampai Serang ya. Ternyata setelah dipetakan oleh rekan-rekan geologi, sesar itu bercabang-cabang. Ada juga sesarnya enggak memanjang lurus tapi terpotong-potong, tersegmentasi. Nah yang dihitung sampai 401 tadi sebenarnya cabang-cabang itu sama yang terpotong-potong itu," dia menkelaskan.
Sementara kabar buruknya, beberapa sesar baru diketahui setelah gempa terjadi. Bukan melalui identifikasi jauh-jauh sebelum bencana.
"Makanya kenapa itu perlu kita update," ucapnya.
(dem/dem)