Fakta Ciuman Pertama Diungkap, Jauh Lebih Awal dari yang Diduga

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Selasa, 25/11/2025 07:50 WIB
Foto: REUTERS/Mike Segar

Jakarta, CNBC Indonesia - Ciuman yang kini identik dengan manusia modern rupanya memiliki akar evolusi yang jauh lebih tua. Studi terbaru dari Universitas Oxford mengungkap bahwa ciuman telah ada sejak 21,5 hingga 16,9 juta tahun lalu pada nenek moyang kera besar.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Evolution and Human Behavior ini menegaskan bahwa ciuman bukan fenomena khas manusia. Berbagai primata seperti beruang kutub, simpanse, dan orangutan diketahui melakukan kontak mulut ke mulut yang memenuhi definisi ilmiah ciuman.

Matilda Brindle, ahli biologi evolusi dan penulis utama studi baru ini, mengatakan bahwa nenek moyang kera dan manusia purba seperti Neanderthal kemungkinan besar telah melakukan ciuman dengan teman dan pasangan seksual mereka.


"Sepertinya mereka memang berciuman," katanya, seraya menambahkan bahwa gagasan tersebut sejalan dengan riset yang menemukan manusia dengan nenek moyang non-Afrika memiliki sedikit DNA Neanderthal dalam genom mereka yang menunjukkan adanya perkawinan silang.

"Itu memberikan sentuhan yang lebih romantis pada hubungan manusia-Neanderthal," ujar Brindle, dikutip dari The Guardian, Senin (24/11/2025).

Untuk menelusuri asal-usul ciuman, tim peneliti harus membuat definisi yang berlaku lintas spesies. Ciuman didefinisikan sebagai interaksi ramah berupa kontak mulut-ke-mulut dengan sedikit gerakan, tanpa perpindahan makanan.

Pendekatan ini digunakan agar perilaku serupa pada hewan, yang tidak selalu menyerupai ciuman manusia, tetap tercatat.

Dengan menggabungkan laporan perilaku primata Afrika dan Asia serta analisis hubungan evolusioner, tim menemukan jejak kuat bahwa ciuman merupakan perilaku sosial yang muncul jauh sebelum manusia berkembang.

Hasilnya menunjukkan bahwa perilaku ciuman berevolusi sekitar 21,5 hingga 16,9 juta tahun lalu, pada nenek moyang kera besar.

Posisi Neanderthal dalam pohon keluarga tersebut berarti mereka kemungkinan juga melakukan ciuman, kata para peneliti. Namun perilaku itu mungkin tidak terbatas pada sesama spesies.

"Fakta bahwa manusia berciuman, fakta bahwa kami sekarang menunjukkan Neanderthal sangat mungkin berciuman, menunjukkan bahwa kedua spesies tersebut juga kemungkinan berciuman satu sama lain," kata Brindle.

Meski penjelasan evolusinya masih diperdebatkan, Brindle mengatakan ciuman dapat digunakan dalam konteks seksual untuk meningkatkan keberhasilan reproduksi atau membantu memilih pasangan. Di sisi lain, ciuman juga dapat memperkuat ikatan ketika digunakan dalam konteks platonis.

Jake Brooker, pakar perilaku kera besar di Universitas Durham yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa karena perilaku ciuman terlihat pada berbagai kera, masuk akal jika asal-usulnya berada jauh dalam sejarah evolusi kita.

Analisis pada lebih banyak spesies mungkin bahkan dapat mendorong asal-usulnya lebih jauh ke masa lalu.

"Hal-hal yang kita anggap sebagai ciri khas kehidupan manusia, seperti berciuman, ternyata tidak unik bagi kita jika kita melihat lebih dekat ke hewan lain," katanya.

Penny Spikins, profesor arkeologi asal-usul manusia di Universitas York, mengatakan ciuman memiliki unsur budaya karena tidak umum di semua masyarakat.

"Namun demikian, sebagai manusia kita berkembang atau gagal berdasarkan kekuatan ikatan emosional kita, dan cara-cara membangun kepercayaan serta keintiman telah menjadi hal penting selama jutaan tahun," ujarnya.

"Mungkin membayangkan Neanderthal, bahkan Neanderthal dan spesies kita, berciuman tampak janggal bagi gambaran masa lalu yang salah kaprah sebagai sesuatu yang keras dan agresif, tetapi sebenarnya itu tidak mengejutkan."imbuhnya.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investor Kripto Ramai-ramai Jual Aset,Bitcoin Cs Masih Menarik?