Trump Akhirnya Menyerah ke China, Xi Jinping Menang

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 24/11/2025 14:25 WIB
Foto: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping saat mengadakan pertemuan bilateral di Bandara Internasional Gimhae, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Busan, Korea Selatan, 30 Oktober 2025. REUTERS/Evelyn Hockstein

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Donald Trump dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk mengizinkan kembali penjualan chip kecerdasan buatan (AI) Nvidia H200 ke China.

Langkah ini muncul seiring mencairnya hubungan kedua negara yang meningkatkan peluang ekspor teknologi canggih AS ke China.


Menurut sumber yang mengetahui pembahasan internal, Kementerian Perdagangan AS sedang meninjau perubahan kebijakan yang sebelumnya melarang ekspor chip AI canggih ke China. Jika disetujui, ini akan menjadi perubahan besar dalam strategi pembatasan teknologi yang digencarkan AS selama beberapa tahun terakhir.

Gedung Putih menolak memberikan komentar detail, namun hanya menyampaikan bahwa pemerintahan Trump tetap berkomitmen menjaga teknologi dan keamanan nasional AS.

Sementara Nvidia menyebut bahwa aturan ekspor yang berlaku saat ini membuat mereka tidak bisa menawarkan produk kompetitif di pasar China, sehingga ruang tersebut diambil alih oleh para pesaing asing, demikian dikutip dari Reuters, Senin (24/11/2025).

Rencana pelonggaran ini muncul setelah Trump dan Presiden Xi Jinping mencapai gencatan senjata dalam perang dagang dan teknologi di Busan bulan lalu. Banyak analis menilai kesepakatan itu sebagai kemenangan diplomatik bagi Xi Jinping, terutama karena AS sebelumnya sangat agresif membatasi akses China terhadap teknologi AI tingkat tinggi.

Kubu garis keras anti-China di Washington kini menyuarakan kekhawatiran baru. Mereka menilai bahwa pembukaan akses bagi chip AI yang lebih canggih bisa memperkuat kemampuan militer China, alasan yang dulu menjadi alasan pemerintahan Biden mengeluarkan serangkaian pembatasan ekspor.

Meski Trump sempat mengancam pembatasan tambahan sebagai respons terhadap kontrol ekspor China atas mineral tanah jarang, sebagian besar ancaman itu akhirnya dibatalkan. Kini, potensi persetujuan ekspor chip H200 semakin memperkuat narasi bahwa AS tengah bergeser ke posisi defensif.

Chip Nvidia H200 sendiri memiliki kapasitas memori bandwidth tinggi yang lebih besar dibanding pendahulunya, H100, sehingga dapat memproses data lebih cepat. Chip ini juga disebut dua kali lebih kuat daripada H20, chip AI paling canggih yang saat ini legal diekspor ke China.

Awal pekan ini, CEO Nvidia Jensen Huang, yang digambarkan Trump sebagai "orang hebat", termasuk tamu Gedung Putih selama kunjungan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

Departemen Perdagangan AS minggu ini juga mengumumkan telah menyetujui pengiriman hingga 70.000 chip Nvidia Blackwell, chip AI generasi terbaru perusahaan, kepada Humain di Arab Saudi dan G42 dari Uni Emirat Arab.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Smart Screen Prabowo Merek China, Ini Harga & Spesifikasinya