Tentara Gerebek Markas Sarang Penipu Online, Ribuan Orang Ditangkap

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Minggu, 23/11/2025 20:00 WIB
Foto: / Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Myanmar kembali melakukan operasi besar-besaran terhadap jaringan penipuan online di kawasan perbatasan. Dua kompleks kejahatan siber terbesar di negara itu, KK Park dan Shwe Kokko, digerebek dalam rangka penindakan yang semakin intensif terhadap sindikat internasional yang selama bertahun-tahun beroperasi bebas.

Dalam penggerebekan di KK Park, yang berada dekat Myawaddy di negara bagian Kayin, militer menahan lebih dari 2.000 orang. Laporan harian Myanma Alinn menyebut operasi ini bagian dari upaya pemberantasan kejahatan siber lintas negara yang digencarkan sejak awal September.


"Lebih dari 260 bangunan tidak terdaftar ditemukan dan 30 terminal internet satelit Starlink disita," tulis media pemerintah itu. KK Park telah lama dikenal sebagai pusat kejahatan siber yang mengoperasikan penipuan asmara, investasi fiktif, dan perekrutan paksa terhadap warga asing.

Tak lama berselang, militer juga menyerbu Shwe Kokko, kompleks gelap lain yang selama ini disorot dunia internasional. Menurut The Global New Light of Myanmar, pasukan junta menangkap 346 warga negara asing dan menyita hampir 10.000 ponsel yang digunakan untuk operasi judi dan penipuan online.

Tekanan Internasional Memuncak

Operasi-serangan ini dilakukan seiring meningkatnya tekanan global terhadap "pabrik-pabrik penipuan" di perbatasan Myanmar, terutama dari China yang geram karena banyak warganya menjadi korban sekaligus pelaku. Amerika Serikat dan Inggris juga pekan lalu menjatuhkan sanksi terhadap pelaku kejahatan siber di Kamboja, sementara beberapa pemimpinnya telah didakwa di pengadilan AS.

Mayor Jenderal Zaw Min Tun menuding kelompok etnis Karen terlibat dalam operasi di KK Park, namun kelompok tersebut membantahnya. Di Shwe Kokko, junta menuding kelompok oposisi bersenjata memberi perlindungan bagi sindikat penipuan sebelum wilayah itu direbut kembali oleh militer.

Lama dianggap membiarkan bisnis gelap itu berkembang, junta kini bergerak agresif. Namun sejumlah analis menilai langkah tersebut sarat muatan politik, bertujuan meredakan tekanan Beijing, sekaligus mempertahankan aliran keuntungan yang selama ini diterima kelompok-kelompok milisi sekutu.

Kejahatan Terorganisir Bernilai Puluhan Miliar Dolar

Kawasan perbatasan Myanmar-Thailand selama bertahun-tahun telah menjadi pusat penipuan terorganisir, mulai dari penipuan asmara hingga investasi palsu, dengan kerugian global yang diperkirakan mencapai US$37 miliar (sekitar Rp600 triliun). Banyak pekerja asing direkrut dengan janji pekerjaan sah, lalu disekap dan dipaksa melakukan penipuan melalui jaringan internet satelit ilegal seperti Starlink.

Shwe Kokko sendiri sudah lama dikaitkan dengan She Zhijiang, kriminal internasional China-Kamboja yang memimpin perusahaan Yatai. Ia ditangkap di Thailand pada 2022 dan baru diekstradisi ke China pekan lalu atas tuduhan mengoperasikan jaringan penipuan dan perjudian online.

Penggerebekan KK Park dan Shwe Kokko menambah daftar panjang penindakan Myanmar. Sejak awal tahun, otoritas negara itu mengklaim telah memulangkan sekitar 7.000 tersangka penipu, sementara Thailand memperketat pengawasan internet lintas batas.

Myanmar menegaskan operasi masih akan berlanjut, menyasar seluruh kompleks serupa yang tersebar di wilayah konflik dan menjadi sumber pemasukan besar bagi sindikat kejahatan regional.

 


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Langkah Serius Komdigi Dorong Inovasi & Mitigasi Risiko Era AI