Satelit Elon Musk Mulai Rontok, Berjatuhan ke Bumi Ancam Manusia

Redaksi, CNBC Indonesia
10 October 2025 11:50
60 satelit Starlink di atas roket Falcon 9 mendekati orbit.
Foto: dok SpaceX

Jakarta, CNBC Indonesia - Ambisi Elon Musk untuk memenuhi orbit Bumi dengan konstelasi satelit Starlink menciptakan masalah baru. Satu demi satu, satelit Starlink keluar dari orbit dan jatuh ke Bumi.

Ahli astrofisika dari Smithsonian, Jonathan McDowell, menyatakan bahwa setiap hari ada 1-2 satelit Starlink yang jatuh ke Bumi. Bahkan, jumlah satelit Starlink yang tiap hari jatuh ke Bumi akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah satelit yang diluncurkan ke orbit Bumi rendah (LEO).

"Setelah semua konstelasi diluncurkan, kita memperkirakan ada 30.000 satelit LEO dan 20.000 satelit di ketinggian 1.000 kilometer milik China," katanya kepada Earthsky.

Berdasarkan perhitungan McDowell, siklus hidup tiap satelit adalah 5 tahun. Artinya, 5 satelit usang bakal jatuh ke Bumi tiap hari.

SpaceX yang dipimpin oleh Musk telah meluncurkan ribuan satelit Starlink sejak 2019. Kini, 8.000 satelit Starlink beroperasi sebagai infrastruktur internet. Sepanjang 2025, SpaceX telah meluncurkan lebih dari 2.000 satelit.

Pesaing utama SpaceX adalah Amazon lewat proyek Kuiper. Amazon, lewat perusahaan roket milik Jeff Bezos yang bernama Blue Origin, pada awal tahun ini telah meluncurkan 3.200 satelit.

Elon Musk. (REUTERS/Gonzalo Fuentes/File Photo)Elon Musk. (REUTERS/Gonzalo Fuentes/File Photo)

Laporan badan pengelola penerbangan Amerika Serikat (FAA) pada 2023 merilis laporan berisi peringatan soal bahaya serpihan satelit yang jatuh ke Bumi. FAA memperkirakan 28.000 serpihan satelit bakal menembus atmosfer tiap tahun pada 2025.

Saking banyaknya serpihan yang jatuh, potensi serpihan satelit mencederai hingga membunuh manusia di permukaan Bumi melonjak hingga 61 persen.

Lonjakan jumlah satelit yang diluncurkan berarti orbit Bumi makin sesak dengan satelit dan "sampah" satelit. Satelit yang jatuh tidak hanya berbahaya jika tidak terbakar habis dan jatuh ke permukaan Bumi. Sisa pembakaran satelit di atmosfer juga memproduksi elemen logam yang bisa merusak lapisan ozon.

"Ketidakpastian soal masalah ini cukup besar, ada kemungkinan seluruh atmosfer lapisan atas rusak," kata McDowell.

Selain itu, ada potensi bahaya yang lebih besar yaitu sindrom Kessler. Sindrom Kessler adalah reaksi berantai akibat orbit yang padat dengan satelit. Tabrakan beberapa satelit bisa berujung kepada tabrakan ke beberapa satelit lain dan seterusnya. Dampaknya adalah sampah di orbit yang bertumpuk dan berevolusi mengelilingi Bumi.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Detik-Detik Roket SpaceX Milik Elon Musk Hancur Lebur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular