
Tanda Mau Sakit Flu Bisa Dirasakan di Lidah, Begini Caranya

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekelompok peneliti mengembangkan teknik deteksi influenza menggunakan rasa "mint." Teknik ini diharapkan bisa menjadi sistem deteksi flu baru di rumah, tanpa harus berkunjung ke klinik atau rumah sakit.
Menurut Eurekalert, isolasi di rumah adalah kunci pencegahan penyakit menular seperti influenza. Namun, penularan flu bisa terjadi bahkan sebelum gejala muncul.
Teknik diagnosis flu yang tersedia saat ini adalah tes PCR lewat pengambilan sampel dari pangkal tenggorokan. Permasalahannya, tes PCR butuh waktu yang lambat dan mahal. Adapun, uji coba lateral flow yang bisa dilakukan di rumah tidak akurat karena tak bisa mendeteksi infeksi sebelum gejala timbul.
Penelitian oleh Lorenz Meinel dan tim berusaha mencari alternatif teknik diagnostik flu yang tersedia di mana saja, yaitu memanfaatkan indra pengecap lidah.
Meinel dan tim mengembangkan sensor molekuler yang mengeluarkan rasa mint khas, serupa dengan thymol (timi). Sensor ini dibentuk dari pengolahan glycoprotein yang ada di virus flu, yaitu neuraminidase (asal kata huruf N dari H1N1). Virus influenza menggunakan neuraminidase untuk "menghancurkan" ikatan di sel untuk menginfeksi inang.
Para peneliti melakukan sintesis bahan dasar neuraminidase kemudian mengikatnya ke molekul tyhmol. Secara teori, saat sensor tersebut menyentuh lidah seseorang yang terinfeksi virus flu, ikatan akan pecah sehingga menimbulkan rasa "pedas" yang kuat.
Dalam uji laboratorium, sensor melepas molekul thymol dalam waktu 30 menit saat terpapar air liur orang yang terinfeksi virus influenza. Peneliti juga sukses dalam uji coba menggunakan sel dari manusia dan tikus. Berikutnya, Meinel dan tim berencana memulai uji coba klinis dengan subjek manusia.
Proses uji coba klinis hingga peluncuran produk diperkirakan butuh 2 tahun. Salah satu metode yang dipertimbangkan Meinel dan tim adalah sensor berbentuk permen karet atau lozenges.
"Sensor ini bisa menjadi alat screening cepat dan mudah diakses untuk melindungi orang banyak di lingkungan yang berisiko tinggi," kata Meinel.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ilmuwan Tanam Jantung Manusia di Tubuh Babi, Hasilnya Bikin Kaget
