30 Pabrik Miras Tutup Usai Kena Serangan, Stok Kosong di Mana-mana

Redaksi, CNBC Indonesia
Jumat, 03/10/2025 13:10 WIB
Foto: Pengunjung mengangkat gelas bir mereka saat festival bir tahunan Oktoberfest di desa Taybeh di desa Taybeh, sebelah timur kota Ramallah Tepi Barat, Palestina, Jumat (2/9/2022). Bir Taybeh dibuat dari buah anggur yang tumbuh di kebun anggur dekat Kota Birzeit, West Bank, sekitar 10 kilometer timur laut Ramallah. Bir Taybeh diseduh dalam jumlah kecil, tanpa menggunakan bahan pengawet atau gula tambahan. Taybeh Brewing Company didirikan oleh Nadim Khoury dan keluarganya pada 1994 di West Bank, Palestina dan kini diteruskan oleh seorang wanita bernama Madees Khoury, (Photo by ABBAS MOMANI/AFP via Getty Images).

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan siber menimpa raksasa produsen minuman keras (miras) bir di Jepang, Asahi. Salah satu minuman terpopulernya, yakni bir kering 'Asahy Super Dry' diprediksi akan mengalami kelangkaan di peritel dan pub-pub izakaya.

Serangan siber yang terjadi pada Senin (29/9) berdampak pada penutupan operasi di mayoritas 30 pabrik Asahi. Serangan tersebut menganggu sistem pemesanan dan pengiriman barang.


Dikutip dari The Sun, Kamis (3/10/2025), Asahi mengirimkan rata-rata 6,7 juta botol bir setiap harinya, berdasarkan laporan Financial Times. Tanpa kejelasan tanggal operasional pabrik akan kembali normal, peritel dihadapkan pada ancaman stok kosong di hari ke-4 pabrik tutup.

Lawson yang merupakan salah satu jaringan ritel raksasa di Jepang mengatakan tak menutup kemungkinan produk-produk Asahi akan habis di mana-mana mulai hari ini.

Peritel Jepang lainnya mengatakan kepada Financial Times bahwa mereka masih punya stok sekitar 2-3 hari, sebelum benar-benar kehabisan inventaris produk Asahi.

"Ini berdampak ke semua orang. Saya rasa kita akan kehabisan produk dalam waktu dekat. Untuk Asahi Super Dry, kemungkinan dalam 2-3 hari di supermarket. Untuk produk makanan Asahi mungkin dalam seminggu," kata salah satu eksekutif peritel.

Ia mengatakan konsumen Jepang sangat loyal terhadap produk dan rasa bir Asahi Super Dry.

Asahi belum berkomentar soal kelangkaan produknya, tetapi sedang menguji coba proses pemesanan dan pengiriman manual dalam skala kecil pada Rabu (2/10).

Saham perusahaan anjlok 2,6%, dan masih mempertimbangkan apakah ingin melanjutkan sistem pengiriman manual atau tidak. Selain bir, perusahaan juga memproduksi makanan bayi, minuman ringan, mint, dan sederet produk untuk peritel Jepang.

Pakar keamanan siber di Nihon Cyber Defence (NCD) mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang sedang menjadi target para hacker dengan modus ransomware. Hal ini disebabkan lemahnya sistem pertahanan di banyak perusahaan Jepang.

Pada 2024, Kepolisian Nasional Jepang melaporkan 222 kasus penyerangan ransomware. Untuk Asahi, perusahaan memastikan tak ada informasi klien yang bobol ke pihak ketiga.

Insiden penyerangan ini memicu penundaan 8 produk baru Asahi yang direncanakan akan rilis. Antara lain minuman soda buah, ginger ale rasa lemon, dan protein bar.

Penyerangan ini dikatakan tidak berdampak pada operasi Asahi di luar negeri, seperti Eropa. Asahi mengekspor Peroni Nastro Azzurro ke kawasan tersebut.

"Asahi Group Holdings, Ltd. saat ini mengalami insiden keamanan siber yang berdampak ke operasi di Jepang. Tak ada operasi manufaktur Asahi di Eroipa, termasuk penyuplai bir di Inggris, yang terdampak insiden ini," kata perwakilan Asahi ke The Sun.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Serangan Siber Kian Brutal, Ini Cara Keamanan Siber Melindungi!