
China Ketemu Harga Karun 100 Juta Ton di Atas RI, Ahli Teriak Kiamat

Jakarta, CNBC Indonesia - China menemukan 100 juta ton minyak di perairan dekat Indonesia, Laut China Selatan. Temuan ini membuat para ilmuwan khawatir bisa ada masalah baru terkait temuan harta karun tersebut.
Minyak tersebut ditemukan perusahaan milik negara China National Offchore Oil Corporation (CNOOC). Lokasi Huizhou 19-6 berada di 170 km lepas pantai Shenzhen Provinsi Guangdong China Selatan.
Sumur uji menyedot ratusan barel minyak mentah, dan perusahaan mengatakan terdapat cadangan yang lebih banyak lagi.
"Sumur penemuan HZ19-6-3 dibor dan diselesaikan pada kedalaman 5.415 meter, yang menemukan total 127 meter zona minyak dan gas. Sumur tersebut diuji untuk menghasilkan 413 barel minyak mentah dan 2,41 juta kaki kubik gas alam per hari. Melalui eksplorasi berkelanjutan, volume terbukti di lapangan minyak Huizhou 19-6 telah melampaui seratus juta ton setara minyak," kata CNOOC, dikutip dari IFL Science.
Situs temuan minyak itu berada dalam Zona Ekonomi Eksklusif China yang membentang 200 mil dari pantai suatu negara. Dengan begitu membuat negara tersebut berhak menangkap ikan, melakukan pengeboran dan mengeksplorasi.
Sebagai informasi, Laut China Selatan adalah kawasan yang jadi salah satu yang diperebutkan di Bumi. Sebab lokasinya sangat strategis dengan sumber daya yang melimpah.
Salah satunya adalah cadangan minyak yang sangat besar. China sendiri telah mendorong batas eksplorasi mendalam dengan teknologi baru mengungkap ladang minyak dan gas selama beberapa tahun terakhir.
Namun hal itu memicu masalah lingkungan baru. Kelompok lingkungan mengingatkan adanya risiko pengeboran pada perairan dan ancaman tumpahan minyak yang menimbulkan konsekuensi menghancurkan ekosistem laut.
Melakukan penggalian lebih banyak untuk minyak membuat pertanyaan soal keberlanjutan jangka panjang dan komitmen iklim global.
China mengatakan telah memiliki tujuan netral karbon tahun 20260 mendatang dan mencapai emisi puncak karbon tahun 2030. Namun cadangan 100 juta ton yang dimiliki China mungkin tidak masuk dalam target tersebut.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fasilitas Canggih China di Bawah Laut di 'Atas' RI Sudah Beroperasi
