Bukan Mars, Astronom Temukan Planet Layak Huni Mirip Bumi

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
01 October 2025 18:40
A view from the edge of space is seen from Virgin Galactic's manned space tourism rocket plane SpaceShipTwo during a space test flight over Mojave, California, U.S. December 13, 2018. Virgin Galactic/Handout via REUTERS.  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO ARCHIVES, NO SALES.
Foto: Pemandangan dari tepi angkasa terlihat dari pesawat ruang angkasa pariwisata roket berawak Virgin Galactic, SpaceShipTwo, selama penerbangan uji antariksa di atas Mojave, California, AS, 13 Desember 2018. Virgin Galactic / Handout melalui REUTERS.

Jakarta, CNBC Indonesia - Astronom makin dekat untuk mengonfirmasi keberadaan planet dengan atmosfer mirip Bumi. Sebuah planet di luar tata surya atau eksoplanet digadang-gadang bisa membuka jalan baru bagi pencarian dunia lain yang berpotensi menopang kehidupan manusia. 

Planet tersebut adalah TRAPPIST-1 e, salah satu dari tujuh planet berbatu yang mengitari bintang katai merah TRAPPIST-1, sekitar 40 tahun cahaya dari Bumi. Sistem ini ditemukan oleh lima astronom Belgia pada 2016 dan sejak itu menjadi objek penelitian intensif.

Dalam studi yang diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters, tim astronom yang dipimpin Néstor Espinoza dari Space Telescope Science Institute, Baltimore, menggunakan data Teleskop Luar Angkasa James Webb untuk mengamati TRAPPIST-1 e.

Hasil empat pengamatan sepanjang 2023 belum bisa menyingkirkan keberadaan atmosfer, hal ini lalu memunculkan optimisme para peneliti.

"Berdasarkan empat pengamatan pertama, kami tidak bisa memastikan bahwa planet ini tidak memiliki atmosfer. Jadi, harapan masih ada, bisa saja ia memiliki atmosfer," kata Espinoza, dikutip dari CNN International, Rabu (1/10/2025).

Ia menambahkan, timnya sudah menyiapkan program lanjutan dengan 15 pengamatan tambahan untuk memperkuat temuan ini.

Sejauh ini, teleskop Webb baru bisa memastikan ketiadaan atmosfer pada TRAPPIST-1 b, planet terdalam dalam sistem tersebut. Namun, untuk enam planet lainnya, termasuk TRAPPIST-1 e, para ilmuwan masih terus menunggu hasil lebih lanjut.

TRAPPIST-1 e bahkan dianggap sebagai kandidat terbaik untuk kemungkinan adanya air cair di permukaan.

Studi lain yang juga dipublikasikan di jurnal serupa menyebut TRAPPIST-1 e kecil kemungkinan memiliki atmosfer kaya karbon dioksida seperti Mars atau Venus. Sebaliknya, atmosfernya lebih mungkin didominasi nitrogen, mirip dengan Bumi maupun bulan es Saturnus, Titan.

"TRAPPIST-1 e tetap menjadi salah satu planet zona laik huni yang paling menarik," ujar Sara Seager, profesor ilmu keplanetan di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

"Bukti yang menunjukkan bahwa atmosfernya tidak mirip Venus atau Mars membuat fokus kita semakin tajam pada kemungkinan-kemungkinan yang masih terbuka," imbuhnya.

Penemuan ini menandai langkah maju signifikan. Sebab, tiga tahun lalu, sebelum James Webb diluncurkan, mendeteksi atmosfer planet jauh masih dianggap mustahil.

Kini, para astronom optimistis TRAPPIST-1 e bisa menjadi kunci untuk memahami dunia luar angkasa yang mungkin layak huni.

"Tiga tahun lalu, sebelum peluncuran James Webb, penelitian semacam ini masih terdengar seperti fiksi ilmiah," kata Espinoza tentang peluang mendeteksi atmosfer di planet jauh.

"Sekarang saya cukup yakin kita akan bisa mengetahui jenis atmosfer apa yang dimiliki TRAPPIST-1 e, dan kalau ternyata mirip Bumi, kita bisa mengetahuinya," pungkasnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Tembak Laser Siang Bolong ke Arah Bulan, NASA Kagum

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular