
Aplikasi Pengganti TikTok Buatan AS Segera Rilis, Jauh Lebih Canggih

Jakarta, CNBC Indonesia - TikTok menjadi raksasa media sosial asal China yang populer di seluruh dunia. Bahkan, popularitas TikTok membuat Amerika Serikat (AS) bereaksi dengan menetapkan aturan untuk memisahkan aplikasi video pendek tersebut dari induk ByteDance, dengan dalih keamanan nasional.
Diam-diam, raksasa teknologi AS sedang menyiapkan aplikasi pesaing yang lebih canggih daripada TikTok. Menurut laporan Wired yang dikutip dari India Today, Selasa (30/9/2025), OpenAI dilaporkan sedang mengembangkan aplikasi video pendek yang bisa mengubah cara orang mengonsumsi konten online.
Menurut Wired, aplikasi video pendek OpenAI akan mirip dengan TikTok, tetapi ada perbedaan signifikan. Setiap video yang tersedia diciptakan oleh teknologi kecerdasan buatan (AI).
Aplikasi ini dikembangkan dengan model video terbaru OpenAI, Sora 2, yang belum diluncurkan secara publik.
Menurut bocoran, aplikasi itu akan memiliki format seperti TikTok dengan linimasa vertikal dan metode antarmuka 'swipe-to-scroll'. Bedanya dari TikTok dan Instagram Reels, pengguna tak memiliki opsi untuk membuat video dari galeri kamera.
Sora 2 akan bertanggung jawab untuk menciptakan video yang muncul di linimasa. Jadi, fokus platform adalah mengembangkan kreativitas AI, ketimbang mengandalkan kemampuan kreasi manusia.
Menurut laporan, Sora 2 akan dibatasi untuk memproduksi video berdurasi 10 detik atau kurang. Durasi itu jauh lebih pendek ketimbang yang dimungkinkan di TikTok, yakni mencapai 10 menit.
Masih belum jelas apakah Sora 2 bisa digunakan untuk menciptakan video lebih panjang di luar aplikasi, ketika nanti sudah tersedia secara luas.
Menariknya, aplikasi media sosial dari OpenAI dikatakan akan memiliki sistem verifikasi identitas. Jika pengguna memilih melakukan verifikasi, model bisa memproduksi video berdasarkan preferensi pengguna.
Pengguna lain bisa mengolahnya lagi menjadi video buatan AI berdasarkan preferensi mereka. Untuk menghindari penyalahgunaan, OpenAI dilaporkan akan mengirim notifikasi ke pengguna jika gambar mereka digunakan, bahkan ketika video tidak diunggah secara publik.
Sistem itu juga akan memiliki beberapa batasan. Wired mencatat bahwa OpenAI kemungkinan akan memblokir beberapa output yang melanggar hak cipta. Namun, standardisasi dan penegakkannya belum diungkap lebih detail.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa mekanisme hak cipta ini memungkinkan pengguna memilih apakah konten-konten mereka bisa muncul di video buatan Sora 2 atau tidak.
Motivasi di balik langkah ini tampaknya lebih dari sekadar memamerkan kemampuan AI. Para pakar menilai OpenAI mungkin ingin memanfaatkan ketidakpastian seputar masa depan TikTok di AS.
Di saat yang sama, menghubungkan Sora 2 ke platform media sosial khusus dapat membantu OpenAI mempertahankan pengguna dalam ekosistemnya dan mengurangi kemungkinan mereka beralih ke alat pembuat video lainnya. Kita tunggu saja hingga aplikasi ini benar-benar dirilis resmi.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pencipta ChatGPT Ketahuan Bangun Kompleks Raksasa di Gurun Arab
