Polisi Tangkap Pelaku Serangan Bandara Eropa, Ini Sosoknya
Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pria ditangkap karena diduga jadi bagian serangan ransomware yang melumpuhkan sejumlah bandara Eropa. Kepolisian Inggris mengungkapkan sosok tersangka tersebut.
National Crime Agency (NCA) mengatakan pria itu berusia 40 tahun dan ditangkap Selasa (23/9/2025) lalu. Dia dicurigai melakukan pelanggaran berdasarkan Undang-undang Penyalahgunaan Komputer.
Kini status pria itu dibebaskan dengan jaminan bersyarat. Namun Wakil Direktur NCA Paul Foster mengatakan penyelidikan masih dalam tahap awal.
"Meski penangkapan merupakan langkah positif, penyelidikan atas insiden masih dalam tahap awal dan berlangsung," kata Foster, dikutip dari Reuters, Kamis (25/9/2025).
Namun, belum jelas kelompok peretasan yang terlibat dalam peretasan tersebut. Juru bicara NCA juga enggan memberikan perincian lebih lanjut.
Biasanya kelompok peretasan ransomware akan mempublikasikan serangan dan membocorkan data yang dicuri pada dark web. Namun hingga kini tak ada deteksi kelompok mana yang melakukan peretasan.
Sebagai informasi, ransomware merupakan software berbahaya yang digunakan para pelaku kejahatan siber untuk mengenkripsi data perusahaan. Kemudian mereka akan meminta bayaran untuk melepaskan "sandera."
Biasanya serangan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Para pelaku mencoba menghindari perhatian dari lembaga penegak hukum.
Akhir pekan lalu, sejumlah bandara di Eropa lumpuh akibat serangan ransomware. Sistem check-in otomatis yang disediakan oleh Collins Aerospace, tak bisa digunakan hingga bandara tak bisa menggunakannya.
Puluhan penerbangan juga dibatalkan di Bandara Brussels. Pada Minggu terdapat 50 dari 257 penerbangan dibatalkan dan Sabtu sebanyak 25 penerbangan 234 penerbangan.
Sementara Bandara Berlin telah menggunakan solusi manual yang membuat waktu tunggu lebih lama di layanan check-in, boarding hingga bagasi. Di Heathrow, sebagian besar penerbangan berjalan meski sistem check-in sempat lumpuh.
(dem/dem)