Startup RI Mendunia, Produknya Laku Keras di Luar Negeri
Jakarta, CNBC Indonesia - Privy diketahui mengembangkan bisnisnya hingga ke Australia. CIO Privy Krishna Chandra mengatakan memiliki karakteristiknya sendiri.
Australia dan negara Barat lainnya mulai berfokus pada otomasi. Ini membuat keinginan membayar layanan seperti Privy juga lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
"Jadi mereka sangat butuh barang-barang kayak Privy gini. Yang di mana mereka akhirnya willingness to pay-nya jauh lebih tinggi dari yang ada di Indonesia," ucapnya ditemui di kantor Privy, Selasa (16/9/2025).
Dia mengatakan perusahaan tersebut ingin masuk ke negara yang cukup maju dengan budaya dan keinginan menggunakan otomasi.
Saat berkunjung ke sana, COO Privy, Nitin Mathur mengatakan pihak regulator Australia juga melihat cara Indonesia dalam regulasi. Misalnya melindungi identitas hingga dimana orang menggunakannya.
Dia juga menjelaskan perkembangan berikutnya yang dilakukan Privy adalah dengan menggunakan AI untuk memudahkan pengguna menggunakan layanannya. Teknologi itu digunakan untuk meningkatkan produktivitas serta memanfaatkan produk berbasis AI.
"Jadi, inovasi yang akan datang selanjutnya, adalah dari apa yang kami sebutkan, produk-produk AI. Jadi, kita menjaga interaksi manusia, dan di depan kami, kami me-redesign produk kami," ucapnya.
Krishna juga mengatakan pihaknya berupaya untuk menambah use case penggunaan produk Privy lebih luas lagi. Tanda tangan dan sertifikasi elektronik mungkin belum dibutuhkan semua industri, namun dengan memperluas use case bisa menambah industri ke depannya.
"Jadi use case-nya, jadi mungkin ada dua angle ya, dengan barang yang sekarang bisa naik juga, tapi dengan use case nambah, of course juga, kalau gak industri lain, mungkin juga akhirnya ada adopsinya, akan lebih cepat," kata Krishna.
Saat ditanya soal proyeksi pertumbuhan tahun depan, Nitin mengatakan berkisar antara 35-40%. Perkiraan itu bersifat organik dari bisnisnya saja.
"Jadi, kita akan berada di sekitar 35-40 persen, adalah perkembangan yang kami lakukan. Dan ini adalah perkembangan organik," kata Nitin.
(fab/fab)