Amerika Mulai Ditinggal, Ini Bukti China Makin Perkasa
Jakarta, CNBC Indonesia - Dua perusahaan asal China, Alibaba dan Baidu mulai menggunakan chip rancangan internal untuk melatih model kecerdasan buatan (AI) mereka sendiri. Langkah ini akan menggantikan chip buatan Amerika Serikat (AS0 milik Nvidia.
Alibaba dilaporkan telah menggunakan chip buatannya sendiri untuk model AI berskala kecil sejak awal tahun ini. Sementara itu, Baidu tengah bereksperimen melatih versi baru model AI Ernie menggunakan chip Kunlun P800 miliknya, kata laporan tersebut.
Langkah ini menandai pergeseran signifikan dalam lanskap teknologi dan AI di China tempat perusahaan sangat bergantung pada prosesor bertenaga tinggi dari Nvidia, dan berpotensi makin menggerus bisnis Nvidia di China.
"Persaingan tidak dapat dimungkiri. Kami akan terus berupaya mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari para pengembang utama di seluruh dunia," kata juru bicara Nvidia, dikutip dari Reuters, Jumat (12/9/2025).
Meningkatnya pembatasan ekspor AS terhadap pasokan chip AI canggih ke China mendorong perusahaan-perusahaan China memperkuat barisan chip AI buatan sendiri, seiring tekanan yang semakin besar dari Beijing agar perusahaan menggunakan teknologi lokal.
Namun, laporan itu menyebutkan bahwa baik Alibaba maupun Baidu belum sepenuhnya meninggalkan Nvidia. Keduanya disebut masih menggunakan chip Nvidia untuk mengembangkan model AI paling mutakhir mereka.
Meski chip H20 Nvidia, prosesor AI terkuat yang masih diizinkan dijual di China, tidak sebanding dengan H100 atau seri Blackwell. Performa chip tersebut tetap lebih unggul dibandingkan alternatif chip buatan China.
Namun, chip AI buatan Alibaba kini dinilai cukup kuat untuk bersaing dengan H20 milik Nvidia, menurut The Information yang mengutip tiga sumber pernah menggunakannya.
Sementara itu, CEO Nvidia Jensen Huang pada akhir bulan lalu mengatakan bahwa pembicaraan dengan Gedung Putih untuk mengizinkan perusahaan menjual versi kurang canggih dari chip generasi berikutnya ke China masih akan memakan waktu.
Perusahaan tersebut juga telah mencapai kesepakatan dengan Presiden Donald Trump terkait lisensi ekspor, dengan imbalan 15% dari penjualan chip H20 di China.
(dem/dem)