Misteri Gunung Api Bawah Laut Sulawesi Utara Bakal Dibongkar Habis

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Kamis, 28/08/2025 14:35 WIB
Foto: Kapal penelitian OceanX OceanXplorer saat kunjungan pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, Selasa (9/7/2024). (AP Photo/Tatan Syuflana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama OceanX menjalin kolaborasi riset laut dalam yang akan dimulai pada November-Desember 2025. Ekspedisi perdana ini bakal difokuskan pada ekosistem gunung api bawah laut di Sulawesi Utara, wilayah yang selama ini belum pernah dijelajahi.

Ketua Tim Tata Kelola Ekspedisi, Direktorat Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN, Adi Slamet Riyadi, mengatakan OceanX akan menyediakan platform penelitian globalnya melalui Kapal Riset Ocean Explorer.

Kapal ini dilengkapi laboratorium kering dan basah, CTD rosette sampling, ROV dengan kemampuan hingga 60 meter, triton submersibles hingga kedalaman 1.000 meter, serta helikopter untuk observasi megafauna.

"Ekspedisi pertama ini akan menghasilkan data dasar ekologi dan genetik yang mendukung desain kawasan konservasi laut nasional. Selain itu, ekspedisi ini juga melatih para peneliti Indonesia di atas kapal dan membangun momentum eksplorasi laut dalam yang dipimpin oleh Indonesia," ujar Adi dalam keterangan tertulis di website BRIN, dikutip Kamis (28/8/2025).

Kolaborasi ini akan melibatkan BRIN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, serta sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Adi menekankan, misi ini sepenuhnya berada di bawah kepemimpinan Indonesia sesuai UU Sisnas Iptek No. 11 Tahun 2019, dan selaras dengan inisiatif nasional seperti Proyek Kapal Riset Nusantara (KRISNA), Proyek Laut Sejahtera (LAUTRA), serta RPJMN.

Menurut Adi, laut Indonesia berperan penting sebagai salah satu batas akhir keanekaragaman hayati, pengatur iklim, sekaligus sumber daya genetik. Karena itu, ekspedisi ini akan menutup kesenjangan pengetahuan sekaligus menghasilkan data relevan untuk mendukung kebijakan tata kelola laut berkelanjutan.

Setidaknya ada enam fokus utama riset dalam ekspedisi ini, yakni Deep-Sea Biodiversity and Ecosystem Health, Oceanographic Drivers and Ecosystem Connectivity, Marine Genomics and Biodiversity Mapping, Submarine Geology and Geohazard, Megafauna and Food Web Dynamics (Pilot), dan Ecosystem Services and Carbon Dynamics (Pilot)

Adi menambahkan, peserta ekspedisi minimal berpendidikan S2 di bidang Ilmu Kelautan atau Ilmu Kebumian, berstatus WNI, serta berafiliasi dengan BRIN, perguruan tinggi, atau lembaga riset lain. Ilmuwan asing dapat bergabung selama memiliki kolaborator Indonesia.

Proses seleksi peserta sudah dibuka sejak 22 Agustus hingga 3 September 2025. Setelah itu akan dilakukan seleksi substansi pada 4-8 September, pengumuman 9 September, workshop 10-11 September, dan keberangkatan ekspedisi dimulai November 2025.

"Pengusulan proposal, deskripsi, persyaratan, jadwal, petunjuk teknis, termasuk kontak sudah tersedia melalui laman pendanaan-risnov.brin.go.id," tutup Adi.



(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Heboh Transfer Data ke AS, Siapa Pelindung Data Pribadi WNI?