Pakai Chat AI Buat Kerja-Curhat, Hati-Hati Obrolan Muncul di Google

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
28 August 2025 08:25
A Google Chrome browser is seen with the Bing search engine URL in the search bar in this photo illustration in Warsaw, Poland on 09 February, 2023. Google on Monday announced the development of its own OpenAI ChatGPT competitor called Bard after Microsoft last week announced the indroduction of AI assisted search for its Bing search engine. (Photo by Jaap Arriens/NurPhoto via Getty Images)
Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi Anda yang pernah 'ngobrol' dengan chatbot AI Grok sebaiknya hati-hati. Sebab, lebih dari 370 ribu percakapan antara Grok dan penggunanya ternyata terindeks dan bisa diakses publik melalui Google Search. Temuan ini pertama kali diungkap oleh Forbes.

Kondisi ini terjadi karena fitur "share" (berbagi) di Grok otomatis membuat URL unik setiap kali pengguna membagikan percakapan. Namun, URL tersebut ternyata juga bisa diindeks oleh mesin pencari seperti Google, Bing, hingga DuckDuckGo, tanpa adanya peringatan atau notifikasi kepada pengguna.

"Penerbit halaman ini memiliki kendali penuh apakah mereka ingin kontennya diindeks," kata juru bicara Google Ned Adriance dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laporan Forbes, Rabu (27/8/2025).

Saat ini, pencarian di Google terhadap obrolan Grok menunjukkan bahwa mesin pencari itu telah mengindeks lebih dari 370.000 percakapan pengguna dengan bot milik Elon Musk itu.

Forbes meninjau sejumlah percakapan pengguna dengan pertanyaan yang mencakup berbagai topik, mulai soal medis, psikologi, dan urusan bisnis sederhana. Ada pula data pribadi, dokumen, serta kata sandi yang ikut terbuka di hasil pencarian.

Berkas gambar, spreadsheet, dan dokumen teks yang diunggah pengguna juga dapat diakses melalui halaman berbagi Grok.

Beberapa bahkan bersifat eksplisit, penuh kebencian, dan melanggar aturan xAI. Dalam percakapan yang dibagikan dan dapat dengan mudah ditemukan lewat Google, Grok memberikan instruksi membuat narkoba ilegal seperti fentanyl dan metamfetamin, menulis kode malware yang dapat mengeksekusi sendiri, hingga merakit bom.

Beberapa pengguna, termasuk peneliti AI dan jurnalis, mengaku terkejut mengetahui percakapan pribadi mereka bisa muncul di Google. Nathan Lambert, ilmuwan di Allen Institute for AI, menyebut dirinya tidak mendapat peringatan apapun soal risiko tersebut.

xAI, perusahaan AI milik Elon Musk yang mengembangkan Grok, belum memberikan komentar terkait masalah ini.

Sebelumnya, kasus serupa juga pernah dialami OpenAI. Percakapan ChatGPT sempat muncul di Google Search sebelum akhirnya fitur berbagi mereka ditutup karena dianggap berisiko bagi privasi pengguna.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AI Milik Elon Musk Mendadak Tebar Kontroversi 'Genosida Bule'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular