Bocah Ajaib Direkrut Zuckerberg Malah Acak-acak Meta, Ini Dampaknya

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Jumat, 22/08/2025 10:55 WIB
Foto: Getty Images via AFP/DREW ANGERER

Jakarta, CNBC Indonesia - Meta kabarnya tengah mengalami gejolak internal setelah Mark Zuckerberg merombak besar-besaran divisi kecerdasan buatan (AI).

Sosok Alexandr Wang, pendiri Scale AI yang disebut sebagai "anak ajaib" Silicon Valley dan kini menjabat Chief AI Officer Meta, dituding menjadi pemicu kekacauan baru di perusahaan induk Facebook tersebut.


Tim Wang difokuskan pada pengembangan model AI terkuat perusahaan yang disebut frontier model.

"Sejak Zuckerberg membentuk tim superintelligence di bawah Wang, ketegangan mulai muncul," tulis laporan New York Times, dikutip Jumat (22/8/2025).

Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, Meta kini membagi Meta Superintelligence Labs menjadi empat kelompok, yakni riset, pengembangan superintelligence, produk, serta infrastruktur AI seperti pusat data dan perangkat keras.

Restrukturisasi ini kemungkinan akan menjadi yang terakhir untuk sementara waktu. Langkah ini bertujuan agar Meta lebih terorganisasi, sehingga bisa mencapai target superintelligence serta mengembangkan produk AI dengan lebih cepat untuk bersaing dengan perusahaan lain.

Tim baru ini telah membahas kemungkinan membuat model AI terbaru Meta bersifat closed, sebuah langkah besar yang menyimpang dari filosofi lama Meta yang mengedepankan open source.

Namun, keputusan tim Wang untuk menghentikan proyek frontier model lama bernama Behemoth dan membangun model baru dari nol justru memicu ketegangan dengan tim peneliti lama.

Seiring dengan tindakan Zuckerberg menggelontorkan miliaran dolar untuk merekrut talenta AI, beberapa anggota lama merasa terganggu dengan masuknya para pendatang baru.

Beberapa eksekutif dan ilmuwan AI senior dilaporkan hengkang, termasuk Joelle Pineau yang kini bergabung dengan Cohere, serta Angela Fan yang pindah ke OpenAI. Loredana Crisan, VP generative AI Meta, juga meninggalkan perusahaan untuk bergabung dengan Figma.

Di sisi lain, Zuckerberg tetap agresif menggelontorkan dana besar demi memenangkan perlombaan AI. Tahun ini belanja modal Meta diproyeksikan bisa mencapai US$72 miliar, sebagian besar untuk pembangunan pusat data dan perekrutan talenta.

Juru bicara Meta menolak berkomentar.

Nasib Meta menjadi sorotan, seiring persaingan AI yang pada akhirnya akan melahirkan pemenang baru di antara pemain yang ada, seperti Google dan OpenAI.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jalan Ninja Cari Cuan Dari AI Bersama Bank Mega