Nasib Pedagang HP Miris di 2025, Kondisi di RI Memprihatinkan
Jakarta, CNBC Indonesia - Secara global, pasar HP masih mencatat pertumbuhan tipis sebesar 1% sepanjang kuartal-II (Q2) 2025 secara tahun-ke-tahun (YoY), menurut firma riset IDC. Namun, pertumbuhan itu menurun ketimbang Q1 2025 yang tercatat 1,5%.
Kinerja yang melambat tak lepas dari kondisi pasar HP China yang lesu, dengan penurunan 4% YoY di Q2 2025. Seperti diketahui, China merupakan negara pasar HP terbesar di dunia.
Kondisi di Indonesia juga memperlihatkan tren penurunan. Pengapalan HP anjlok 3,5% YoY di Q2 2025, menurut laporan IDC.
Di antara negara-negara di Asia Tenggara, kinerja pasar HP Tanah Air menunjukkan pertumbuhan paling buruk. Pasar HP Vietnam juga turun 1,7% pada Q2 2025 alias tak seanjlok Indonesia.
Sementara itu, negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara justru menunjukkan pertumbuhan positif. Filipina memimpin pertumbuhan sebesar 17,2%, disusul Malaysia (7,8%), Thailand (4%), dan Singapura (2%).
"Pasar Malaysia mencatat pertumbuhan 7.8% YoY di Q2 2025, didorong segmen HP dengan harga di bawah US$100 (Rp1,6 jutaan), seiring peralihan kebiasaan belanja konsumen ke opsi yang lebih terjangkau di tengah ketidakpastian ekonomi," kata Research Analyst IDC Malaysia, Hoon Yik Phang, dikutip dari laporan IDC yang dibagikan ke LinkedIn, Rabu (20/8/2025).
Raja HP Terbaru di Indonesia Q2 2025
Transsion (Infinix, Tecno, Itel) masih bertahan di posisi pertama sebagai 'raja' HP di Indonesia. Transsion menguasai pangsa pasar 21,5%, sekaligus mencatat pertumbuhan terbesar di antara pesaingnya.
Samsung berada di urutan ke-2 dengan pangsa pasar 18,5%. Raksasa Korea Selatan itu menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 7% YoY.
Xiaomi yang bertengger di posisi ke-3 hanya bisa tumbuh tipis 0,2% YoY dengan pangsa pasar 16,6%. Sementara itu, vivo dan Oppo menunjukkan penurunan pertumbuhan yang drastis.
Oppo berada di urutan ke-4 dengan penurunan 29,2% YoY, sementara Vivo di posisi paling bawah mencatat penurunan 32,1% YoY.
(fab/fab)