Vaksin Kanker Sudah Ditemukan, Ilmuwan Beberkan Faktanya

Redaksi, CNBC Indonesia
19 August 2025 21:00
Ilustrasi Kanker (Photo by Ave Calvar Martinez via pexels)
Foto: Ilustrasi Kanker (Photo by Ave Calvar Martinez via pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peneliti dari Univeristy of Florida berhasil menciptakan vaksin mRNA yang mampu melatih sistem imun untuk memerangi kanker secara luas. Pengujiannya sudah berhasil dilakukan pada tikus.

Hal ini memberikan harapan untuk merealisasikan vaksin universal untuk berbagai kebutuhan medis pada pengujian di masa mendatang.

Studi terbaru dari Univeristy of Florida dipublikasikan dalam jurnal Nature Biomedical Engineering. Di dalamnya menunjukkan bahwa penggunaan ganda vaksin dengan obat anti-kanker umum yang disebut 'immune checkpoint inhabitors' bisa memicu respons anti-tumor yang kuat.

Peneliti mengatakan elemen mengejutkan dari studi terbaru adalah hasil yang memuaskan dicapai bukan dengan menyerang target protein yang spesifik pada tumor, tetapi dengan membangkitkan sistem imun untuk memerangi virus.

Hal ini dilakukan dengan melancarkan stimulus pada protein PD-L1 di dalam tumor, sehingga membuatnya lebih reseptif terhadap pengobatan. Penelitian ini didukung oleh beberapa yayasan dan lembaga federal, termasuk Institusi Kesehatan Nasional (NIH).

Senior peneliti Elias Sayour mengatakan hasil studi ini membuka potensi jalur pengobatan baru, sebagai alternatif dari operasi, radiasi, dan kemoterapi.

"Makalah ini memaparkan sebuah observasi yang sangat tak terduga dan menarik: bahwa bahkan vaksin yang tidak spesifik terhadap tumor atau virus tertentu, selama merupakan vaksin mRNA, dapat menyebabkan efek spesifik pada tumor," ujar Sayour, dikutip dari ScienceDaily, Selasa (19/8/2025).

"Penemuan ini membuktikan konsep bahwa vaksin-vaksin ini bisa dikomersilkan sebagai vaksin kanker universal untuk meningkatkan sensitivitas sistem imun terhadap tumor individu pasien," ia menambahkan.

Hingga kini, ada 2 ide utama dalam pengembangan vaksin kanker. Pertama, untuk menemukan target spesifik yang diekspresikan pada banyak orang dengan kanker. Kedua, untuk menyesuaikan vaksin yang spesifik terhadap target yang diekspresikan dalam kanker pasien sendiri.

"Studi ini memberikan alternatif terhadap paradigma ketiga," kata Duane Mitchell, penulis lain dalam penelitian ini.

"Yang kami temukan adalah dengan menggunakan vaksin yang dirancang bukan untuk menargetkan kanker secara spesifik, melainkan untuk merangsang respons imunologis yang kuat, kami dapat memicu reaksi anti-kanker yang sangat kuat. Hal ini memiliki potensi yang signifikan untuk digunakan secara luas pada pasien kanker, bahkan mungkin mengarah pada vaksin kanker siap pakai," kata dia.

Selama lebih dari delapan tahun, Sayour telah memelopori vaksin anti-kanker berteknologi tinggi dengan menggabungkan nanopartikel lipid dan mRNA.

mRNA merupakan singkatan dari messenger RNA. mRNA ditemukan di dalam setiap sel, termasuk sel tumor, dan berfungsi sebagai blueprint untuk produksi protein.

Pada model tikus melanoma, tim peneliti melihat hasil yang menjanjikan pada tumor yang biasanya resisten terhadap pengobatan ketika menggabungkan formulasi mRNA dengan obat imunoterapi umum yang disebut inhibitor PD-1.

Inhibitor PD-1 adalah sejenis antibodi monoklonal yang mencoba "mendidik" sistem imun bahwa tumor tersebut asing, kata Sayour.

Melangkah lebih jauh dalam penelitian ini, pada model tikus kanker kulit, tulang, dan otak, para peneliti menemukan efek menguntungkan ketika menguji formulasi mRNA yang berbeda sebagai pengobatan tunggal. Pada beberapa model, tumor dihilangkan seluruhnya.

Tim peneliti masih berupaya untuk meningkatkan formulasi vaksin yang lebih mumpuni, sehingga selanjutnya bisa melakukan ujicoba klinis terhadap manusia. Kita tunggu saja!


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular