Paus Tiba-Tiba Terdiam, Bahaya Besar di Depan Mata

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 19/08/2025 08:05 WIB
Foto: Seorang pilot mengklaim dia melihat armada UFO di atas Samudra Pasifik. Video itu diambil di sekitar 39.000 kaki.Seorang pilot mengklaim dia melihat armada #UFO di atas Samudra Pasifik. Video itu diambil di sekitar 39.000 kaki. (Tangjkapan Layar viua Twitter @@ChillzTV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Suara paus biru tiba-tiba lebih diam dari biasanya. Para ilmuwan khawatir adanya bahaya ekosistem yang lebih besar.

Penelitian yang dipublikasikan di Public Library of Science mendengarkan suara dari tiga spesies baru, yakni paus biru, paus sirip dan paus bungkuk di California Current Ecosystem, Samudra Pasifik Utara selama enam tahun.

Mereka melakukan perekaman mulai pada 2015, saat puncak gelombang panas laut terjadi beberapa tahun sebelumnya. Fenomena itu mulai terjadi pada 2013 yang membunuh populasi krill.


Penelitian menggunakan hidrofon di dasar laut untuk melakukan analisa frekuensi rangkaian sura terstruktur.

Hasilnya para peneliti menemukan penurunan suara paus biru dan paus sirip setelah tahun 2017. Mereka mencatat suara paus biru mengalami penurunan hingga 40% selama penelitian berlangsung.

"Jika ditelusuri lebih lanjut, seperti mencoba bernyanyi saat kelaparan. Mereka menghabiskan waktunya mencari makanannya," kata ahli oseanografi biologi Monterey Bay Aquarium Research Institute, John Ryan, dikutip dari New York Post, Selasa (19/8/2025).

Selain itu, para peneliti menemukan paus biru mencari makan di area lebih luas pada 2019. Sebab rendahnya krill di area tersebut, berbeda dengan paus bungkuk yang makan krill dan ikan lebih beragam.

Gelombang panas terjadi saat gelombang air panas besar dan padat bernama The Blob mengalir dari Laut Bering dan Teluk Alaska mengalir menuju perairan yang berada di lepas Pantai Barat AS.

The Blob sendiri tak berdampak pada binatang laut yang mengonsumsi ikan teri dan sarden. Suara paus bungkuk juga mengalami peningkatan.

Namun para peneliti mengungkapkan dampak jangka panjang dari fenomena ini. Termasuk mengingatkan ini bisa berdampak pada seluruh ekosistem.

"Jika tidak bisa mendapatkan makanan, mereka bisa melintasi seluruh Pantai Barat Amerika Utara. Konsekuensinya sangat besar," jelas ahli biologi kelautan dari Monterey Bay Aquarium, Kelly Benoit-Bird.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Komunal Gandeng BPR Sebar Kredit UMKM & Bantu Masyarakat Lokal