Raksasa Ecommerce Tutup di RI, Kabarnya Makin Memprihatinkan

Redaksi, CNBC Indonesia
Jumat, 15/08/2025 16:40 WIB
Foto: Kurir JDid melintas di depan gudang JDid,Marunda, Jakarta, (31/1/2023). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa e-commerce asal China, JD.com, menutup layanan di Indonesia JD.id pada Maret 2023 silam. Namun, perusahaan tetap menggenjot bisnisnya di kampung halaman.

Pada Februari lalu, JD.com meluncurkan JD Takeaway yang merupakan unit layanan pesan-antar makanan. Langkah diversifikasi bisnis ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bisnis inti yang tertekan pelemahan ekonomi dan sengitnya kompetisi.


Upaya JD.com membuahkan hasil. Pada Kamis (14/8) waktu setempat, perusahaan menunjukkan layanan pesan-antar makanan berhasil meningkatkan basis pengguna, trafik, dan pendapatan. Pertumbuhan konsumen dan frekuensi belanja dikatakan naik lebih dari 40% di kuartal-II (Q2) 2025.

Tak Mampu Lawan 'Raja'

Kendati demikian, JD.com tetap tergopoh-gopoh dalam merebut pangsa pasar dari pemain lain yang sudah lebih dulu menggarap bisnis serupa. Misalnya dari Meituan yang merupakan pemimpin industri, serta Ele.me dari Alibaba.

Pengguna aktif harian untuk bisnis pengiriman JD.com telah menurun pelan-pelan sejak mencapai puncaknya pada pertengahan Juni. Angkanya anjlok lebih dari 13% dari minggu-ke-minggu pada 27 Juli 2025, berbanding dengan penurunan 6% dan peningkatan 1% pada 2 minggu sebelumnya, menurut data M Science.

"Data ini menunjukkan momentum penurunan yang signifikan bagi JD.com, serta kehilangan pangsa pasar," kata analis M Science Vinci Zhang, dikutip dari Reuters, Jumat (15/8/2025).

"Meituan dan Alibaba sudah menjadi pemain dominan untuk pengiriman makanan. Saya rasa JD.com belum memiliki keahlian pada sektor tersebut. Ini akan sangat menantang," ia menambahkan.

Investasi JD.com dalam layanan pesan-antar makanan juga telah menekan profitabilitas. Margin operasi yang disesuaikan menyusut menjadi 0,3% pada kuartal Juni dari 4% tahun lalu.

Pesanan harian Meituan untuk produk makanan dan ritel mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu 120 juta. Perusahaan ini menguasai hampir 70% pangsa pasar pengiriman, ungkap analis Morningstar pada Mei 2025.

Bisnis perdagangan instan Taobao milik Alibaba yang digabungkan dengan Ele.me mencapai 80 juta pesanan harian di awal Juli, dengan pengguna aktif harian melampaui 200 juta.

Para eksekutif perusahaan telah memperingatkan persaingan yang ketat, dengan ketiga perusahaan tersebut bersama-sama menjanjikan hampir 200 miliar yuan dalam beberapa bulan terakhir untuk mensubsidi pengiriman instan, yang memicu perang harga "ritel instan" yang telah menarik perhatian regulator.

"Persaingan mulai meningkat sejak Juli," ujar CEO JD.com, Sandy Xu, Seraya menambahkan bahwa perusahaan berfokus pada peningkatan platformnya untuk menarik lebih banyak pengguna, pedagang, dan penumpang.

Meituan dan Alibaba belum melaporkan kinerja kuartalannya.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jalan Ninja Cari Cuan Dari AI Bersama Bank Mega