
Aktivitas Manusia Rp 2.500 Triliun: Rutin Cek Gaji 42.000 Karyawan

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Nvidia Jensen Huang ternyata memiliki kebiasaan unik. Pria berharta US$159,3 miliar (Rp2.500 triliunan) menurut Forbes tersebut rutin mengecek gaji karyawannya yang totalnya sekitar 42.000 orang.
Hal tersebut diungkap Huang dalam podcast 'All-In'. Menurut Huang, proses mengecek rutin gaji karyawan adalah bagian utama dari strategi manajemennya.
Huang mengatakan ia selalu menyisihkan waktu untuk mengecek gaji karyawan di tengah jadwal yang padat. Untuk membantunya memroses data setiap bulan, Huang memanfaatkan teknologi pembelajaran mesin (machine learning).
Lebih perinci, Huang menjelaskan prosesnya setiap bulan. Ia akan dikirimkan rekomendasi kompensasi untuk 42.000 karyawan Nvidia. Selanjutnya, ia meninjau seluruh data yang ada dan menganalisa angkanya.
"100% dari tinjauan itu menghasilkan peningkatan pengeluaran perusahaan untuk biaya operasional (opex)," kata Huang dalam podcast All-In, dikutip dari Hindustan Times, Rabu (13/8/2025).
Artinya, hampir selalu Huang menaikkan gaji untuk karyawan setelah melakukan peninjauan. Selain soal gaji, Huang juga menanggapi spekulasi yang beredar bahwa ia memiliki cadangan uang tersembunyi berupa opsi saham untuk memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi.
Huang tak serta-merta mengonfirmasi spekulasi tersebut. Ia hanya menekankan pada gaji yang kompetitif.
"Jika Anda memperhatikan orang, segalanya akan berjalan dengan sendirinya," ujarnya.
Huang menambahkan bahwa pendekatan ini telah membantu mempertahankan dan memberi penghargaan kepada para talenta terbaik Nvidia. Ia juga mengklaim strategi manajemennya telah berhasil mencetak lebih banyak miliarder ketimbang CEO lain di dunia.
Strategi ini tampaknya membuahkan hasil bagi para pemimpin senior Nvidia. Kenaikan tajam harga saham perusahaan baru-baru ini mendorong tiga anggota dewan direksinya menjadi miliarder.
Tahun lalu, Huang sendiri masuk dalam daftar 10 orang terkaya dunia versi Forbes untuk pertama kalinya. Ia menegaskan bahwa tujuannya adalah memberikan kompensasi yang layak kepada karyawan di semua tingkatan, bukan hanya di tingkat atas.
Dalam podcast yang sama, Huang berbicara tentang kekuatan tim berukuran sedang yang didanai dengan baik untuk menghasilkan terobosan teknologi besar.
Ia mencontohkan OpenAI yang dimulai dengan sekitar 150 karyawan, serta DeepSeek dari China yang memiliki jumlah karyawan serupa.
"Itu bukan tim kecil. Itu tim yang besar dengan infrastruktur yang tepat. Jika Anda bersedia membayar, katakanlah, US$20 miliar, US$30 miliar untuk membeli startup dengan 150 peneliti AI, mengapa Anda tidak membayarnya?" ia menuturkan.
Huang berpendapat bahwa dengan pendanaan dan sumber daya yang tepat, tim dengan skala tersebut dapat mencipatkan keajaiban di bidang AI.
Komentarnya menggarisbawahi keyakinannya bahwa investasi pada karyawan, baik dalam kelompok spesialis kecil maupun di seluruh organisasi, merupakan fondasi kesuksesan jangka panjang.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditekan Tarif Trump, Nvidia Akhirnya Tunduk Bayar Rp 8.000 Triliun