Startup Tak Terkenal Tiba-tiba Mau Beli Google Senilai Rp 560 Triliun
Jakarta, CNBC Indonesia - Startup yang cenderung belum terkenal, Perplexity AI, tiba-tiba mau membeli browser Google Chrome senilai US$34,5 miliar (Rp560 triliun). Nominal penawaran tersebut bahkan jauh di atas valuasi Perplexity yang diestimasikan 'cuma' US$18 miliar (Rp292 triliun).
Dikutip dari Reuters, Rabu (13/8/2025), pertaruhan Perplexity mencaplok Google Chrome merupakan upaya untuk menyasar miliaran pengguna browser kawakan tersebut. Hal ini penting bagi Perplexity untuk memenangkan perlombaan menguasai layanan mesin pencari berbasis AI.
Sebagai informasi, Perplexity merupakan startup yang baru berdiri pada 2022. Kendati masih berumur jagung, Perplexity kerap membuat heboh industri teknologi dengan terobosan-terobosannya.
Layanan mesin pencari berbasis AI tersebut memang disebut-sebut sebagai pengganti Google di masa depan. Tak berhenti sampai di situ, Perplexity sepertinya memiliki ambisi lebih menjadi superapp.
Pada Januari lalu, Perplexity membuat heboh dengan niatannya mencaplok operasional TikTok di AS. Penawaran itu sekaligus untuk menyelesaikan kekhawatiran AS terhadap kepemilikan TikTok oleh ByteDance asal China.
Keinginan Perplexity untuk mencaplok Google Chrome tentu tak akan mudah. Sebelumnya, OpenAI, Yahoo, dan Apollo Global Manangement sudah menunjukkan ketertarikan untuk mencaplok Chrome, di tengah tekanan regulator yang mengancam dominasi Google.
Google tak segera merespons permintaan komentar dari Reuters. Sebagai catatan, Google belum menawarkan Chrome untuk dijual.
Raksasa Mountain View itu berencana untuk mengajukan banding atas putusan pengadilan AS tahun lalu yang menyatakan bahwa Google memegang monopoli ilegal dalam pencarian online. Departemen Kehakiman AS (DOJ) telah meminta divestasi Chrome sebagai bagian dari upaya hukum dalam kasus ini.
Perplexity tidak mengungkapkan bagaimana rencananya untuk mendanai tawaran pembelian Google Chrome. Perusahaan yang telah berdiri selama tiga tahun ini telah mengumpulkan dana sekitar US$1 miliar sejauh ini dari investor termasuk Nvidia dan SoftBank Jepang. Valuasinya terakhir kali mencapai US$18 miliar.
Perplexity berdalih beberapa institusi pendanaan telah menawarkan untuk membiayai penuh kesepakatan ini, tanpa menyebutkan nama institusi tersebut. Saham Alphabet naik 1,6% dalam perdagangan Rabu (13/8/2025) waktu setempat.
Seiring generasi pengguna baru beralih ke chatbot seperti ChatGPT dan Perplexity untuk mendapatkan informasi, browser web kembali menonjol sebagai gerbang vital untuk lalu lintas pencarian dan data pengguna yang berharga. Hal ini yang menjadikannya sebagai pusat ambisi AI Big Tech.
Perplexity sendiri sudah memiliki peramban AI, Comet, yang dapat melakukan tugas-tugas tertentu. Dengan membeli Chrome, Perplexity kemungkinan akan mengembangkan Comet lebih jauh melalui akses ke lebih dari tiga miliar pengguna Chrome.
Hal ini akan membuat Perplexity lebih unggul dalam bersaing dengan OpenAI, perusahaan induk di balik ChatGPT yang juga sedang mengembangkan browser berbasis AI.
Dalam penawarannya, Perplexity berjanji untuk menjaga kode browser yang mendasari Chrome, berinvestasi US$3 miliar selama dua tahun dan tidak membuat perubahan apa pun pada mesin pencari default Chrome, menurut lembar persyaratan yang dilihat oleh Reuters.
(fab/fab)