
Makin Banyak Orang Pakai ChatGPT, Google Sudah Ditinggalkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi kecerdasan buatan (AI) makin masif digunakan untuk membantu kehidupan manusia sehari-hari. ChatGPT yang memulai tren tersebut makin ramai digunakan.
OpenAI mengatakan pengguna aktif mingguan ChatGPT akan menembus angka 700 juta pada pekan ini. Angka tersebut naik signifikan dari capaian 500 juta pengguna aktif mingguan pada Maret 2025 lalu.
Dilihat dari tahun-ke-tahun, pertumbuhannya naik lebih dari 4 kali lipat, menurut klaim OpenAI. Adapun jumlah pengguna aktif tersebut merupakan gabungan dari rangkaian produk ChatGPT.
Mulai dari paket gratis, Plus Pro, Enterprise, Team, hingga Edu. Secara harian, OpenAI mengatakan pertukaran pesan pengguna sudah menembus 3 miliar.
"Setiap hari, banyak orang dan tim yang belajar, berkarya, dan menyelesaikan masalah kompleks [menggunakan ChatGPT]," kata VP Product untuk ChatGPT, Nick Turley, dikutip dari CNBC International, Selasa (5/8/2025).
Saat ini, OpenAI memiliki 5 juta pelanggan bisnis berbayar untuk ChatGPT. Angka itu naik tajam dari 3 juta pelanggan berbayar pada Juni 2025.
Pencapaian ini membuat ChatGPT sudah melampaui layanan chatbot Gemini milik Google yang saat ini mengantongi 450 juta pengguna aktif bulanan.
Kendati demikian, produk pencarian AI Overviews yang tertanam langsung di mesin pencari Google masih jauh lebih unggul. Saat ini, AI Overviews sudah tersedia di lebih dari 200 negara dan mengantongi 2 miliar pengguna aktif bulanan, menurut penuturan CEO Alphabet Sundar Pichai dalam laporan kinerja kuartalan perusahaan.
Meski Google masih memimpin, tetapi pertumbuhan pengguna OpenAI yang cepat kian dekat menyalip dominasi sang raksasa mesin pencari. Jika terus-terusan memperlihatkan kinerja moncer, bukan tak mungkin dominasi Google akan tergeser.
Pada pekan lalu, OpenAI juga mengumumkan telah mengamankan pendanaan senilai US$8,3 miliar dari beberapa investor, termasuk Dragoneer Investment Group, Andreessen Horowitz, Sequoia Capital, Coatue Management, dan Altimeter Capital.
Investasi tersebut merupakan bagian dari pendanaan yang dipimpin SoftBank senilai US$40 miliar, menurut pihak-pihak yang familiar dengan kesepakatan tersebut.
Pendapatan tahunan OpenAI kini mencapai US$13 miliar, naik dari US$10 miliar pada bulan Juni lalu. Perusahaan diperkirakan akan melampaui US$20 miliar pada akhir tahun ini.
Dengan valuasi US$300 miliar dan tingkat pendapatan US$20 miliar, OpenAI masih tetap membutuhkan modal besar untuk mendukung ekspansi global yang lebih masif.
Google Ditinggal
Terpisah, sebuah laporan gabungan dari The Verge, Vox Media Research, dan Two Cents Insights menunjukkan tren pergeseran preferensi pengguna dari Google ke chatbot AI dan komunitas digital.
Dalam survei terhadap 2.000 pengguna internet di AS, sebanyak 42% responden menganggap Google makin tidak berguna, dan 52% menyatakan telah beralih ke AI atau platform seperti TikTok untuk mencari informasi. Mayoritas juga menilai hasil pencarian Google terlalu banyak diisi konten bersponsor yang tidak relevan.
Fenomena ini paling terasa di kalangan Gen Z dan milenial, dengan 61% dan 53% dari masing-masing kelompok mengaku lebih mengandalkan AI untuk mencari topik tertentu dibandingkan Google.
Selain itu, laporan SearchEngineLand menyebutkan pangsa Google turun di bawah 90%. Fenomena itu terjadi selama tiga bulan terakhir, yang dilaporkan pada Januari 2025.
Baru kali ini pangsa pasarnya anjlok drastis, setelah awal tahun 2015 lalu, dikutip dari 9to5Google.
Namun, mesin pencarian seangkatan Google masih bertumbuh meski cukup sedikit. Ini terjadi pada Bing, Yahoo, dan Yandex.
Bukan hanya AI generatif yang mendisrupsi dominasi Google, kehadiran TikTok juga membuat banyak orang beralih dari Google Search. Aplikasi berbagi video itu menyasar pengguna dengan usia yang lebih muda.
Pasar kini dipenuhi dengan berbagai pilihan alat pencarian berbasis AI. Selain Perplexity dan ChatGPT, muncul pula nama-nama seperti iAsk.Ai, Komo AI, Brave Search, Andi Search, hingga You.com.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penelitian Terbaru Adu ChatGPT Vs Dokter, Hasilnya Tidak Diduga
