Telkom Kurangi Anak Usaha Besar-besaran, Ini Rencananya
Jakarta, CNBC Indonesia - Telkom bakal mengurangi produk dan usahanya di masa depan. Salah satunya dari 60 anak usaha akan dikurangi menjadi 22 anak usaha.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra menjelaskan saat ini ada 60 anak perusahaan di dalam grup tersebut. Namun kebanyakan memiliki kemiripan, seperti produk yang dijual dan kliennya.
Dengan penggabungan ini dan membuat jumlahnya lebih sedikit akan berdampak pada perusahaan itu sendiri. Yakni akan lebih terstruktur dan terarah, serta konsumen tidak bingung saat akan menggunakan produk dari anak usaha telkom.
"Dan disini juga kita lihat banyak sekali beberapa anak perusahaan yang kliennya itu sama, dagangannya mirip gitu loh. Jadi kita mulai gabung-gabungin gitu. Misalnya perusahaan A dan B ini dua-duanya parentnya Telkom, ya udah digabungin jadi satu supaya lebih terstruktur dan lebih terarah," jelasnya, di kantornya, Senin (11/8/2025).
Arthur menjelaskan Telkom tak akan lagi berinvestasi pada bisnis kecil. Jadi hanya akan mengambil bisnis dengan skala yang lebih besar. Dengan begitu jumlah anak perusahaan tidak akan bertambah dengan bisnis yang tidak terlalu besar.
Ke depannya dia memastikan beberapa industri yang akan jadi fokus Telkom. Mulai dari data center dan satelit Low-eart Orbit (LEO) dengan investasi yang besar.
"Tapi kalau kita bicara membangun data center 400 megawatt atau gimana, kita mau. Kita mau ngomongin LEO segala macam, big investment, kita mau," ucapnya.
Tapi kalau misalnya dibilang apakah Telkom bakal masuk ke sektor lainnya, yang EBITDA nya US$10 juta atau US$5 juta, kita mungkin tidak akan melakukannya lagi," dia menambahkan.
Dia mengatakan pengurangan itu akan mencapai sekitar 22 yang sudah masuk dalam cluster presentation.
Dari 60 yang ada, Telkom memiliki kontrol pada 49 perusahaan dan ada sekitar 5 perusahaan yang kepemilikan saham Telkom terhitung kecil.
"Yang begitu-begitu 5 perusahaan. Nah, dari total segitu mungkin kita end state-nya itu dalam 2-3 tahun ke depan," ucap Arthur.
(dem/dem)