Telkom Buka-bukaan Mau Investasi Gede-gedean, Mau Buka Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
11 August 2025 17:03
The logo of Indonesia's largest telecommunications services company PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) is seen at Plasa Telkom building in Jakarta, April 30, 2018. REUTERS/Beawiharta
Foto: REUTERS/Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia - Telkom mulai membidik industri lain di luar seluler. Selama ini, perusahaan pelat merah itu dikenal karena Telkomsel yang memang penyumbang terbesar dari pendapatan internal.

"Nah, ke depannya itu digital infrabusiness kita, we call it digital infrabusiness, yang isinya tower, fiber, data center, satellite, dan juga international business, itu ke depannya itu, itu kita pengen mereka splitnya itu lebih 40-50%," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra, di kantornya, Senin (11/8/2025).

Angelo menjelaskan bahwa Telkom hanya akan berinvestasi di proyek besar. Alokasi modal atau capex akan dilakukan secara terarah ke proyek dengan tingkat pengembalian modal (yield) tinggi.

Fokus ke proyek investasi bernilai besar membuat Telkom lebih terbuka menggandeng perusahaan lain sebagai mitra. Meskipun harus berbagi kentungan dengan mitra, lanjutnya, Telkom bisa menerima margin yang lebih rendah selama kerja sama tersebut menghasilkan yield yang lebih tinggi.

Dengan cara ini diharapkan bisnis Telkom tidak lagi bergantung pada Telkomsel. Unit bisnis lain ingin bisa diangkat dan berdiri mandiri dan menghasilkan revenue juga.

Dia tak berbicara banyak soal rencana ke depan. Hanya mengatakan akan berfokus pada data center, fiber dan tower.

"Diskusi sih sudah. But with that, we cannot share [terkait rencana bisnis tiga sektor tersebut]," ungkapnya.

Arthur membenarkan jika Telkom juga membidik industri satelit Low-Earth Orbit (LEO). Mengingat Telkom juga punya usaha satelit melalui Telkomsat, teknologi tersebut tengah jadi salah satu yang dibidik.

Industri LEO yang kini diisi nama pemain global seperti Starlink diperkirakan bakal menjadi tren dan game changer ke depan.

Arthur mengatakan LEO akan lebih komprehensif dan terukur. Teknologi itu juga dirasa cocok dengan topografi dan geografi Indonesia.

"Dan ini consistent dengan apa yang kita lihat dengan pemain-pemain di luar negeri, gitu, Pak. Jadi ini salah satu, mungkin dari tadi juga data center fiber tower, LEO salah satunya yang sekarang ini kita lagi mulai lihatin, karena kita udah mencium trendnya dari Telkomsat, Pak. Jadi the next evolution or the next game changer dari satellite business itu perhari ini ala bentukannya, ala LEO," kata Arthur.

Namun kembali, dia tak banyak berbicara soal bisnis LEO untuk Telkom nantinya. Termasuk saat ditanya siapa dan asal partner perusahaan nantinya.

"Wah, kalau itu saya belum bisa jawab," Arthur menuturkan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! 20 Ribu Tiket Digiland 2025 Ludes Terjual

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular