
Heboh Perintah Langsung Trump Suruh CEO Intel Segera Mundur, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan pengunduran diri sesegera mungkin untuk CEO Intel Lip-Bu Tan yang baru diangkat pada Maret 2025 lalu.
Trump mengatakan Tan memiliki konflik kepentingan yang sangat tinggi karena kedekatannya dengan perusahaan-perusahaan China. Hal ini menimbulkan keraguan terkait rencana membangkitkan kembali Intel sebagai raja chip AS yang kini sedang terseok-seok menghadapi persaingan.
Pada April 2025, Reuters melaporkan bahwa Tan menginvestasikan uang sekitar US$200 juta ke ratusan perusahaan dan manufaktur chip asal China. Beberapa di antaranya terkait dengan militer China.
Komentar Trump muncul sehari setelah Reuters melaporkan Senator Republik Tom Cotton mengirimkan surat kepada dewan direksi Intel. Surat itu berisi pertanyaan terkait hubungan Tan dengan perusahaan China dan kasus kriminal baru-baru ini yang melibatkan Cadence Design, yakni perusahaan Tan bekerja sebelum direkrut Intel.
"CEO Intel memiliki konflik kepentingan dan harus mengundurkan diri sesegera mungkin. Tak ada solusi lain atas masalah ini," kata Trump melalui media sosial Truth Social miliknya, dikutip dari Reuters, Jumat (8/8/2025).
Saham Intel anjlok 3% pada Kamis (7/8) waktu setempat, pasca perintah langsung dari Trump diungkap ke publik.
Pergantian kepemimpinan akan menambah tekanan Intel, selain dari bisnisnya yang terus-terusan mengalami penurunan pertumbuhan lantara tergerus persaingan. Intel merupakan salah satu pilar upaya AS untuk menggenjot produksi chip domestik.
Pada tahun lalu, Intel mengamankan subsidi senilai US$8 miliar melalui program CHIP Act 2022 yang dibuat pemerintahan Joe Biden. Subsidi tersebut untuk membangun pabrik baru di Ohio dan negara bagian lainnya.
Intervensi dari Trump menandai insiden langka di mana Presiden AS secara publik meminta pengunduran diri CEO perusahaan swasta. Hal ini memicu perdebatan di kalangan investor.
"Ini akan menjadi preseden yang sangat disayangkan. Anda tentu tidak ingin Presiden AS mendikte siapa yang memimpin perusahaan, tetapi pendapatnya tentu memiliki dasar dan bobot," kata Phil Blancato, CEO Ladenburg Thalmann Asset Management.
David Wagner, kepala ekuitas dan manajer portofolio di Aptus Capital Advisors, perusahaan pemegang saham Intel, memiliki pandangan berbeda.
"Meskipun banyak investor menilai Trump terlalu banyak terlibat, namun ini merupakan sinyal bahwa Trump sangat serius dalam upayanya mengembalikan bisnis ke AS," kata Wagner.
Sementara itu, Intel mengatakan pihaknya sejalan dengan upaya Trump untuk menggenjot perkembangan industri chip domestik.
"Intel, Dewan Direksi, dan Lip-Bu Tan sangat berkomitmen untuk memajukan kepentingan keamanan nasional dan ekonomi AS dan melakukan investasi signifikan yang sejalan dengan agenda Presiden, America First," kata Intel itu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Tan secara pribadi tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Sebagai informasi, Tan merupakan pebisnis keturunan AS-China yang lahir di Malaysia. Ia sebelumnya menjabat CEO Cadence Design sejak 2008 hingga 2021.
Saat menjabat di Cadende Design, perusahaan tersebut banyak membuat software desain chip untuk dijual ke universitas militer China. Bulan lalu, Cadence mengaku bersalah dan bersedia membayar denda US$140 juta untuk menyelesaikan pertikaian dengan pemerintah AS.
Tan kemudian ditunjuk sebagai CEO Intel sejak Maret 2025, menggantikan Pat Gelsinger. Tan diharapkan mampu membawa perubahan bagi Intel yang kesulitan mengejar ketinggalan dengan pabrikan chip lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, Intel yang tadinya merupakan pemain chip dominan global asal Silicon Valley harus tertinggal dari manufaktur chip Taiwan, TSMC.
Saat teknologi AI meledak, pasar chip AI langsung digarap secara dominan oleh Nvidia. Intel juga kehilangan pangsa pasar di sektor data center dan komputer personal dengan pesaingnya, AMD.
Sepanjang 2025, saham Intel relatif datar dibandingkan keruntuhannya sebesar 60% pada tahun lalu. Kapitalisasi pasar Intel sudah jatuh di bawah US$100 miliar di saat Nvidia menanjak tajam dengan kapitalisasi pasar US$4 triliun.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sosok CEO Baru Intel Ternyata Orang Serumpun RI, Cek Profilnya
