Gempa Besar Tsunami di RI Hanya Tunggu Waktu, BRIN Tunjuk Wilayah Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
07 August 2025 19:00
Ilustrasi ombak air laut. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi ombak air laut. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan tsunami raksasa pernah terjadi di Jawa bagian selatan. Kemungkinan kejadian tersebut bisa terulang lagi di masa depan.

Informasi ini merupakan temuan dari riset paleotsunami dari tim Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG). Riset ini mendeteksi jejak tsunami purba dengan data geologi dari lapisan sedimen dalam tanah dan batuan.

Salah satu temuannya adalah lapisan sedimen tsunami purba berusia 1.800 tahun di sepanjang selatan Jawa, seperti Lebak, Pangandaran, dan Kulon Progo. Ini mengindikasikan pernah terjadi gempa megathrust M9,0 atau lebih, mirip seperti yang terjadi saat bencana Aceh tahun 2004 lalu.

"Dikarenakan penyebarannya yang meluas di banyak lokasi di selatan Jawa, jejak ini diperkirakan merupakan hasil dari tsunami raksasa yang disebabkan gempa megathrust berkekuatan magnitudo 9,0 atau lebih. Ini bukan satu-satunya. Jejak tsunami raksasa lainnya ditemukan berumur sekitar 3.000 tahun lalu, 1.000 tahun lalu, dan 400 tahun lalu," kata Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN, Purna Sulastya, Kamis (7/8/2025).

Dari temuan tersebut juga terungkap tsunami raksasa di wilayah tersebut memiliki sifat berulang. Siklusnya terjadi sekitar 600 hingga 800 tahun sekali.

"Ini artinya bukan soal apakah tsunami besar akan terjadi, tapi kapan," dia menjelaskan.

Ancaman ini perlu jadi perhati serius. Mengingat akan ada lebih dari 30 juta orang terekspos di wilayah pesisir Jawa pada 2030 mendatang.

BRIN juga menyoroti soal pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut. Mulai dari bandara, pelabuhan dan kawasan industri belum dirancang dengan risiko bencana tsunami.

Banyaknya infrastruktur strategis di selatan Jawa, membuat perkembangan pada kawasan di sekitarnya. Mulai dari banyaknya hotel, restoran dan destinasi wisata baru.

"Peningkatan aktivitas ini, meski memberikan dampak positif dari sisi ekonomi, juga secara tidak langsung menambah kerentanan wilayah terhadap potensi bencana tsunami," tambahnya.

Data yang didapatkan BRIN bisa jadi fondasi untuk penetapan kebijakan tata ruang dan mitigasi bencana. Selain itu BRIN mendorong edukasi kebencanaan berbasis riset bisa ditingkatkan mulai dari sekolah, media massa hingga komunitas lokal.

Khusus untuk masyarakat, Purna mengimbau untuk selalu waspada. Termasuk mengikuti arahan pemangku kepentingan dari masing-masing daerah.

"Kalau terjadi gempa kuat di dekat pantai, jangan tunggu sirine atau pemberitahuan. Segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Alam sering memberi sinyal pertama, dan kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan," pesannya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cecak Jenis Baru Ditemukan di RI, Tak Diduga Diberi Nama Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular