
Bukti Baru Orang China Lebih Pintar dari Ahli Eropa, Dunia Geger

Jakarta, CNBC Indonesia - Ilmuwan dibuat geger setelah sebuah studi terbaru mengungkap bahwa buku katalog bintang tertua di dunia ternyata berasal dari China dan usianya lebih dari 2.300 tahun. Penemuan ini berpotensi menggeser posisi karya astronom Yunani Hipparchus yang sebelumnya dianggap tertua.
Penelitian pracetak ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Chinese National Astronomical Observatories, yang menganalisis naskah kuno berjudul Star Manual of Master Shi menggunakan teknologi pemrosesan citra digital berbasis kecerdasan buatan (AI).
Dengan teknik bernama Generalized Hough Transform, tim dapat memetakan kembali posisi bintang dan menyesuaikannya dengan pergerakan alami langit malam akibat pergeseran sumbu Bumi selama ribuan tahun.
Hasilnya cukup mengejutkan. Naskah tersebut ternyata berasal dari tahun 355 SM, atau sekitar 250 tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya.
"Saya rasa ini cukup meyakinkan," ujar David Pankenier, profesor emeritus bidang astronomi China di Lehigh University, dikutip dari Live Science, Jumat (1/8/2025).
Ia menambahkan bahwa penemuan ini menguatkan penelitian lama, termasuk karya Joseph Needham yang meneliti sains dan teknologi kuno Tiongkok.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Star Manual of Master Shi sempat diperbarui sekitar tahun 125 Masehi, meski beberapa revisinya dianggap tidak akurat. Hal ini menjelaskan mengapa terdapat ketidaksesuaian antara beberapa posisi bintang dalam naskah tersebut.
Namun, tak semua ilmuwan sependapat soal penelitian ini. Daniel Morgan, sejarawan dari Pusat Penelitian Peradaban Asia Timur di Prancis, yang menyebut bahwa manuskrip ini kemungkinan berasal dari sekitar tahun 103 SM, bersamaan dengan munculnya penggunaan sistem koordinat bola dan penciptaan bola armilar, alat astronomi berbentuk cincin logam yang menggambarkan lintang, bujur, dan lintasan rasi bintang.
"Kalau kita pertimbangkan bahwa mungkin instrumen awalnya meleset satu derajat, semua data astronominya justru selaras dengan konteks manusianya," ujarnya.
Penemuan ini menjadi sorotan karena terkait erat dengan kebanggaan nasional. Sebab selama 300 tahun terakhir, klaim siapa yang pertama membuat alat ilmiah menjadi semacam perlombaan antarperadaban.
Ia menambahkan bahwa selama abad ke-20, ilmuwan Eropa sempat meremehkan kemampuan astronom China kuno, meski catatan mereka terbukti sangat akurat.
Terlepas dari perdebatan mengenai siapa yang pertama, peneliti sepakat bahwa naskah Star Manual of Master Shi merupakan salah satu warisan penting dalam sejarah astronomi dunia.
Studi pracetak ini sekarang sedang dalam proses review di jurnal Research in Astronomy and Astrophysics.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Umumkan Rencana Besar di Bawah Laut di 'Atas' Indonesia
