Biar Enggak Berebut, Bos Telko Usul Frekuensi 5G Dibagi-bagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menghadirkan frekuensi untuk 5G, 700 Mhz dan 26 Ghz dalam waktu dekat. Dibandingkan dengan lelang murni, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATS) mengatakan sebaiknya frekuensi tersebut dibagi rata untuk sisa perusahaan seluler yang ada di Indonesia.
"Kalau kita melihat industri secara keseluruhan di dunia industri mobile broadband, artinya di seluler ya, kalau masih menggunakan metode yang sama akan sangat memberatkan pelaku usaha," kata Direktur Eksekutif ATSI, Marwan O. Baasir di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
"Misalnya metode yang saya maksud adalah lelang murni, yang kayak kemarin naik-naikan angka tuh, naik-naikan harga, itu pasti akan memberatkan," dia melanjutkan.
Dia mengatakan sebaiknya dilakukan pembagian dengan harga yang terjangkau serta insentif kepada pelaku usaha. Dengan begitu pelaku bisa bisa menurunkan regulatory charges yang ada sekarang.
Marwan membandingkan dengan industri mobil listrik yang baru berkembang beberapa tahun telah mendapatkan insentif.
"Pelaku penyelenggara negara pasti saat ini mungkin membutuhkan koordinasi dan diantara kementerian lembaga supaya insentif ini diberikan. Saya berharap agar Menteri Keuangan melihat industri ini," jelasnya.
Jika dibagi rata, pemerintah tinggal menentukan reserve price. Semua dilakukan dengan transparan.
Marwan mencontohkan hal ini pernah dilakukan saat penyelenggara 3G tahun 2006, semua dilakukan dengan transparan dan tinggal mencari harga saja.
Cara ini akan menghilangkan monopoli pemain pada sektor 5G. Misalnya, lelang dilakukan dan dimenangkan oleh dua perusahaan padahal sisa operator hanya tinggal tiga perusahaan saja.
"Kalau pelaku penyelenggara negara bilang, wah kita khawatir nanti pos lelang kita diperiksa. Panggil aja itu badan-badan keuangan, pemeriksa keuangan, hadir dalam komite penyelenggara lelang. Ikut di bagian dari anggota lelang. Udah dibuka kan, transparan kan. Enggak ada yang perlu dikhawatirkan," tutur Marwan.
(dem/dem)