Perempuan Ini Berani Tolak Uang Rp 16 Triliun dari Mark Zuckerberg

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 04/08/2025 11:50 WIB
Foto: (AP/Barbara Ortutey)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meta masih mencari talenta AI dengan tawaran besar. Terbaru kabarnya Mira Murati, mantan CTO OpenAI dan pendiri startup Thinking Machines Lab menolak tawaran jumbo dari raksasa teknologi itu.

Wired melaporkan startup itu menolak tawaran US$1 miliar (Rp 16 triliun) untuk bergabung dengan Superintelligence Lab milik Meta. Para peneliti juga ditawarkan paket kompensasi US$200 juta (Rp 3,2 triliun)-US$1 miliar untuk mau ikut.


Mira mengonfirmasi kabar tersebut. Namun menurutnya, tak ada satupun dari perusahaannya yang menerima tawaran Meta.

"Di Thinking Machine Lab sejauh ini tak ada seorang pun yang menerima tawaran tersebut," kata Mira kepada Wired, dikutip dari Times of India, Senin (4/8/2025).

Direktur Komunikasi Meta, Andy Store mengatakan tawaran itu hanya diajukan pada sejumlah orang di perusahaan. Namun detil yang beredar disebutnya simpang siur.

"Kami hanya mengajukan penawaran pada segelintir orang di TML, meski ada satu penawaran cukup besar, detilnya simpang siur. Ini menimbulkan pertanyaan siapa yang memutarbalikkan narasi dan mengapa," dia menjelaskan.

Thinking Machines Lab telah mengumpulkan dana dengan valuasi menyentuh US$1 miliar tanpa meluncurkan produk. Startup ini dengan cepat banyak diminati.

Murati juga merupakan sosok penting di perusahaannya. Dia memiliki visi jangka panjang dan kepemimpinan yang membuat timnya tetap bersatu bahkan saat mendapatkan tawaran jumbo.

Peneliti di startup itu juga memprioritakan independesi dan kesempatan membentuk masa depan dari bawah ke atas. Jadi bebas dari struktur yang dimiliki perusahaan besar.

Isu tawaran Thinking Machines Lab ini datang setelah Meta juga mengakusisi perusahaan AI lain bernama ScaleAI. Induk perusahaan Facebook mengambil alih 49% saham statryp dengan nilai US$14,8 miliar atau Rp 240,81 triliun.

Bos OpenAI, Sam Altman juga pernah membocorkan tawaran jumbo Meta untuk talenta AI yang mencapai US$100 juta (Rp 1,6 triliun). Namun dia memastikan tidak ada seorang karyawannya yang pergi mengambil kesempatan itu.

"Mereka [Meta] mulai menawarkan tawaran gila ke banyak sekali anggota tim kami. Seperti bonus tanda tangan US$ 100 juta, penghasilan tahunannya lebih dari itu," kata Altman dalam acara podcast Uncapped. "Paling tidak, sampai sekarang, belum ada orang terbaik kami yang mengambil tawaran itu."


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat