
Manusia Sudah Berubah Drastis, Peneliti Ungkap Fakta Mengejutkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari lima tahun setelah pandemi Covid-19, para ilmuwan masih terus menemukan dampak jangka panjang, bukan hanya dari virus itu sendiri, tetapi juga dari aspek lain, termasuk otak.
Sebuah studi mengungkap pandemi mempercepat penuaan otak manusia. Bahkan, hal ini terjadi pada mereka yang sama sekali tidak pernah terinfeksi virus corona.
Fakta ini terungkap dalam studi ilmiah terbaru yang diterbitkan di Nature Communications oleh tim peneliti dari Universitas Nottingham, Inggris.
Mereka menemukan bahwa otak orang-orang yang menjalani masa pandemi tampak menua lebih cepat dibandingkan mereka yang otaknya dianalisa sebelum Maret 2020.
"Yang paling mengejutkan bagi saya adalah bahkan orang-orang yang tidak pernah terkena Covid menunjukkan peningkatan signifikan dalam laju penuaan otak," kata Ali-Reza Mohammadi-Nejad, salah satu penulis studi tersebut, dikutip dari Wired, Rabu (30/7/2025).
"Hal ini benar-benar menunjukkan betapa besar pengalaman pandemi, mulai dari isolasi hingga ketidakpastian, memengaruhi kesehatan otak kita," imbuhnya.
Tim peneliti menggunakan data longitudinal dari UK Biobank, sebuah basis data besar yang secara berkala mengumpulkan informasi biologis dari sekitar setengah juta orang dalam jangka panjang.
Data ini mencakup pemindaian MRI dari hampir 1.000 orang dewasa. Dari jumlah tersebut, sebagian telah menjalani dua kali pemindaian sebelum pandemi (kelompok kontrol), sedangkan yang lain dipindai sekali sebelum dan sekali setelah diberlakukannya pembatasan kesehatan akibat wabah.
Hasilnya menunjukkan, mereka yang hidup melewati masa pandemi mengalami penuaan otak rata-rata 5,5 bulan lebih cepat dibanding pemindaian sebelum pandemi kelompok kontrol.
Studi ini juga mengungkap bahwa percepatan penuaan otak paling banyak terjadi pada kelompok lansia, pria, dan masyarakat dari latar belakang sosial ekonomi rentan seperti pendidikan rendah, pekerjaan tidak tetap, dan kondisi hidup yang sulit.
Namun, hanya mereka yang pernah terinfeksi Covid-19 yang menunjukkan penurunan fungsi kognitif, seperti fleksibilitas berpikir dan kecepatan memproses informasi. Sementara itu, kelompok non-terinfeksi tidak menunjukkan gejala tersebut meski otaknya menua secara struktural.
Meski demikian, para ilmuwan belum bisa memastikan apakah dampak ini bersifat permanen. "Kami belum tahu apakah perubahan ini bisa dibalikkan, tapi itu adalah harapan yang patut diteliti lebih lanjut," ujar Dorothee Auer, peneliti utama studi tersebut.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]