
Cari Kerja Kantoran Makin Susah, Profesi Lama Sekarang Diserbu Gen Z

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai PHK yang masih terus berlanjut dibarengi dengan pencarian kerja kantoran yang makin sulit membuat anak muda mencari alternatif lain.
Sulitnya bursa kerja salah satunya dikarenakan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kian masif. Beberapa pekerjaan diramal akan punah di masa depan.
Bahkan, saat ini sudah banyak perusahaan yang mengadopsi AI dan memangkas karyawan manusia. Misalnya saja Amazon yang gencar melakukan PHK dan di saat bersamaan mengumumkan 1 juta robot AI pekerja.
Namun, fenomena sulitnya mencari kerja kantoran ternyata membawa tren baru. Pekerjaan lawas kembali menjadi incaran.
Tandanya terlihat di sejumlah sekolah di Amerika Serikat (AS) yang dilaporkan mulai mengajarkan keahlian pertukangan hingga pengelasan.
Namun pengajarannya agak berbeda dengan kemampuan di masa lalu. Profesi itu akan memanfaatkan perkembangan zaman dengan mesin berteknologi tinggi.
SMA Middleton jadi salah satu yang mulai menerapkan pengajaran untuk profesi tersebut. Tak tanggung-tanggung, US$90 juta dikeluarkan oleh pihak sekolah untuk memperbarui laboratorium manufakturnya.
Akhirnya mereka memiliki lengan robot dengan pengendali yang berasal dari komputer. Cara kerja robot dapat langsung disaksikan di balik jendela kaca besar.
Kelas itu menyediakan beberapa pelajaran yang ada di tahun 1990-2000an. Yakni terkait konstruksi, manufaktur, dan pertukangan kayu.
Salah satu cara menarik minat siswa mempelajari profesi itu adalah dengan mengungkapkan penghasilan yang didapatkan. Guru bahasa Inggris dan instruktur pengelasan, Quincy Millerjohn mengatakan upah pekerja di pabrik baja berkisar US$41 ribu hingga US$52 ribu per jam (Rp 670 ribu hingga Rp 849 ribu).
Ternyata hasilnya cukup efektif. Kelas tersebut diikuti 2.300 siswa dalam beberapa tahun terakhir.
Konsultan pendidikan pemerintah bagian Wisconsin, John Mihm mengatakan AI jadi alasan ketertarikan pada keahlian pertukangan muncul lagi. Teknologi itu ditakutkan dapat menggantikan profesi para pekerja kantoran.
"Ada pergeseran paradigma. [Pekerjaan tangan] kini adalah pekerjaan dengan keahlian tinggi dan gaji tinggi sehingga menarik buat banyak orang, karena mereka langsung melakukan segalanya sendiri," kata Mihm.
Profesi Rawan PHK Massal di Masa Depan
Beberapa tahun ke depan, revolusi teknologi AI diramal akan makin masif dan berdampak pada berbagai pekerjaan manusia. Dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul Future of Work, pada 2023 hingga 2027 diprediksi sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang.
Riset dalam laporan yang sama mencatat 23% tenaga kerja seluruh bidang bakal berubah total dalam 5 tahun. Itu berarti bakal ada profesi yang musnah tapi profesi baru banyak yang muncul.
Industri yang bakal berubah dalam rentang waktu tersebut antara lain media, hiburan dan olah raga. Diperkirakan sekitar 32% pekerjaan dari industri tersebut akan lenyap atau menghadirkan profesi baru.
Selain itu sejumlah bidang juga akan mengalami pergeseran drastis. Yakni mulai dari bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.
WEF merilis 15 daftar pekerjaan yang akan hilang dalam rentang 2023-2027. Berikut daftarnya:
• Teller bank
• Petugas pos
• Kasir dan loket
• Data entry
• Sekretaris dan administrasi
• Staf pencatat stok (stock-keeping)
• Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
• Legislator dan pejabat pemerintahan
• Staf statistik, asuransi, dan keuangan
• Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
• Satpam
• Manajer kredit dan pinjaman
• Penyelidik dan pemeriksa klaim
• Penguji software
• Relationship manager
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Cari Kerja Makin Susah, Banyak Profesi Rawan PHK
