Terungkap Lokasi Manusia Kawin Campur dengan Spesies Lain di Sini

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 July 2025 10:30
Paleoanthropologist and National Geographic Explorer-in-Residence, Professor Lee Rogers Berger holds a replica of the skull of "NEO" a new skeleton fossil findings of the Homo Naledi Hominin species at the cradle of Human Kind in Maropeng near Johannesburg on May, 9 2017 in South Africa. Primitive hominids may have lived in Africa at the same time as humans, researchers said Tuesday, in new findings that could change the understanding of human evolution. Fossils found deep in South Africa's Rising Star cave complex in 2013 have been dated by several expert teams with their findings suggesting the hominids, called Homo naledi, may have lived alongside Homo sapiens. It had previously been thought that the hominids were millions of years old. A team of 20 scientists from laboratories and institutions around the world, including in South Africa and Australia, established the age of the fossils which suggests that Homo naledi may well have lived at the same time as humans. (Photo by GULSHAN KHAN / AFP)
Foto: AFP/GULSHAN KHAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Nenek moyang manusia, Homo sapiens, melakukan kawin silang dengan spesies hominin lain, Neanderthal. Artinya kisah kawin campur bukan cuma milik masyarakat modern.

Temuan ini kembali mengemuka lewat penelitian terbaru soal lokasi pasti terjadinya percampuran genetik tersebut. Ilmuwan kini mengarah pada satu titik kunci di masa lalu, yakni Pegunungan Zagros.

Para ilmuwan melakukan penelitian lewat data distribusi geografi kedua spesies di wilayah Asia bagian barat daya dan selatan Eropa di waktu percampuran genetika antara Homo sapiens dan Neanderthals, yaitu di era Pleistosen (zaman es) akhir.

Data distribusi tersebut menunjukkan lokasi tempat kedua spesies ditemukan pernah hidup pada waktu yang sama dan berpotensi melakukan perkawinan silang adalah di Pegunungan Zagros. Zagros adalah barisan pegunungan di dataran Persia yang membentang antara perbatasan Iran, bagian utara Irak dan wilayah tenggara Turki.

Peneliti menyatakan Pegunungan Zagros adalah tempat ideal untuk pertemuan kedua spesies. Wilayah di Zagros memiliki keanekaragaman hayati dan topografi yang bisa menopang populasi manusia. Selain itu, posisinya pas sebagai jembatan penghubung antara wilayah Palearktik yang dingin dengan wilayah Afrotropik yang hangat pada momen pergeseran iklim di Zaman Es.

Di lokasi tersebut, ilmuwan juga banyak menemukan bukti arkeologi dan genetik terutama dari kedua jenis hominin yaitu Neanderthals dan Homo sapiens.

Jejak percampuran genetik Neanderthal di dalam Homo sapiens modern telah terungkap sejak 2010, setelah sekuens genomik Neanderthal berhasil dipetakan seluruhnya.

Berdasarkan peta genom Neanderthals, peneliti menyimpulkan bahwa 1 hingga 4 persen dari genom manusia modern, kecuali populasi Afrika, berasal dari Neanderthals.

Genom yang diturunkan Neanderthals membentuk rupa dan kelakuan manusia modern, mulai dari hidung lebih besar hingga kerentanan terhadap Covid-19.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makhluk Purba Ditemukan di Madura, Usianya Sudah 140 Ribu Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular