China Makin Kuat, Amerika Langsung Berubah Drastis

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
23 July 2025 21:20
U.S. and Chinese flags are seen in this illustration taken, January 30, 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Persaingan Amerika Serikat (AS) dan China dalam bidang kecerdasan buatan (AI) kian memanas. Setelah China melesat lewat model AI open source buatan dalam negeri seperti R1 dari DeepSeek, kini AS bersiap melawan balik dengan strategi serupa.

Pada pekan ini, Gedung Putih dilaporkan akan mengumumkan peta jalan baru untuk mengekspor teknologi AI buatan AS ke seluruh dunia, sekaligus meminta Komisi Komunikasi Federal (FCC) menindak negara bagian di AS yang menerapkan regulasi terlalu ketat terhadap AI dan tidak sejalan dengan kebijakan nasional, demikian dikutip dari Reuters, Rabu (23/7/2025).

Rencana tersebut juga akan mendorong pengembangan AI berbasis open source dan open weight, serta memfasilitasi ekspor teknologi AI AS melalui paket penerapan penuh (full-stack deployment) dan inisiatif pusat data yang dipimpin oleh Kementerian Perdagangan.

Menurut dokumen itu, fokus utama rencana ini adalah memberdayakan tenaga kerja AS melalui penciptaan lapangan kerja berbasis AI dan terobosan industri. Strategi baru ini menunjukkan perubahan dari konsep pengembangan AI AS sebelumnya yang bersifat lebih tertutup.

Langkah ini muncul di tengah meningkatnya teknologi AI China yang kini menjadi kekuatan baru dunia. Model open source seperti R1 tidak hanya membuka akses global terhadap AI, tetapi juga menjadi alternatif yang layak terhadap sistem tertutup milik AS seperti OpenAI dan Google.

Presiden Donald Trump dikabarkan akan menandai peluncuran peta jalan AI ini lewat pidato utama dalam acara bertajuk "Winning the AI Race." Ia ingin menjadikan Amerika sebagai "ibu kota AI dunia" dan memangkas hambatan regulasi demi dominasi global.

Trump juga telah mencabut sejumlah kebijakan AI era Joe Biden, termasuk aturan pembatasan ekspor chip ke China. Sebaliknya, pemerintahannya kini mendorong kerja sama terbuka dengan mitra global dan memperluas penetrasi AI Amerika, termasuk di sektor militer.

Sementara itu, CEO Nvidia, Jensen Huang, secara terbuka memuji kemajuan AI open source dari perusahaan-perusahaan China seperti Alibaba, Tencent, Baidu, dan DeepSeek. Menurut Huang, model-model China sudah "berkelas dunia" dan menjadi katalis penting untuk pertumbuhan AI global.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Makin Mepet, Amerika Tabuh Genderang Perang Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular