
Mars Ternyata Dulu Sering Hujan, Buktinya Baru Terlihat

Jakarta, CNBC Indonesia - Planet Mars ternyata dulu tidak kering, dingin, dan tandus seperti sekarang. Studi terbaru mengungkap bahwa sekitar 3,7 miliar tahun lalu, Mars justru merupakan tempat yang basah dan kerap diguyur hujan.
Laporan ini datang dari hasil penelitian terbaru tim ilmuwan dari Open University, Inggris. Mereka berhasil mengidentifikasi jaringan saluran sungai purba terbalik (inverted river channels) sepanjang lebih dari 14.000 kilometer di wilayah Noachis Terra, selatan Planet Merah.
Pemimpin studi, Adam Losekoot, mengatakan jaringan sungai purba ini terbentuk bukan akibat banjir kilat, melainkan karena curah hujan yang konsisten selama periode waktu yang sangat panjang.
"Kami menemukan bukti baru yang menunjukkan bahwa Mars dulunya adalah planet yang jauh lebih kompleks dan aktif dibandingkan sekarang, dan itu sangat menarik untuk diteliti lebih jauh," kata Losekoot, dikutip dari Space, Selasa (22/7/2025).
Dalam penjelasannya, para ilmuwan menduga saluran ini terbentuk dari endapan sedimen yang mengeras di dasar sungai kuno. Seiring waktu, erosi mengikis sekelilingnya, menyisakan punggungan yang menjulang, bahkan menjulang hingga puluhan meter dan membentang ratusan kilometer.
Ini menjadi bukti kuat bahwa kawasan Noachis Terra pernah memiliki sistem sungai yang luas dan tahan lama.
Wilayah Noachis Terra selama ini dianggap kurang menarik karena tidak memiliki struktur saluran sungai klasik yang mencolok.
Namun, dengan bantuan citra dari misi NASA seperti Mars Reconnaissance Orbiter dan instrumen HiRISE (High Resolution Imaging Science Experiment) serta MOLA (Mars Orbiter Laser Altimeter), peneliti memetakan jejak air yang luas di kawasan tersebut.
"Mempelajari Mars, terutama wilayah yang belum banyak dijelajahi seperti Noachis Terra, sangat menarik karena ini adalah lingkungan yang sebagian besar tidak berubah selama miliaran tahun," terangnya.
"Ini seperti kapsul waktu yang merekam proses geologi fundamental dengan cara yang tidak mungkin dilakukan di Bumi," ujar Losekoot
Yang menarik, sumber utama air kemungkinan besar berasal dari presipitasi, entah itu hujan, hujan es, atau salju.
Besarnya jaringan saluran ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut mungkin mengalami banyak hari hujan, terutama selama masa transisi geologi dari era Noachian ke Hesperian, sekitar 3,7 miliar tahun lalu.
Temuan ini makin memperkuat bukti bahwa Mars dulunya lebih mirip Bumi dibandingkan dengan gurun dingin dan tandus seperti sekarang.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Planet Sejajar Jelang Ramadan, Terlihat Besok di Indonesia
