
TikTok Ditinggal, Calon Investor Mendadak Kabur

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) masih mengambang. Pada bulan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan terhadap penegakkan hukum status TikTok di AS hingga 17 September 2025.
Ini adalah kali ketiga Trump memperpanjang proses negosiasi yang akan menentukan apakah TikTok tetap beroperasi atau diblokir permanen di negeri Paman Sam.
Negosiasi antara ByteDance asal China dan pemerintah AS berkutat pada penyerahan operasional TikTok di AS kepada entitas lokal di negara tersebut. Sejauh ini yang diketahui, konsorsium investor di AS akan mengendalikan saham TikTok sebesar 80% di AS dan sisanya dipegang oleh ByteDance.
Namun, salah satu calon investor TikTok dilaporkan batal bergabung dalam konsorsium tersebut. Calon investor itu tak lain adalah raksasa ekuitas swasta Blackstone.
Informasi ini diketahui dari sumber yang familiar dengan diskusi terkait pencaplokan TikTok oleh entitas AS, dikutip dari Reuters, Senin (21/7/2025).
Menurut laporan Reuters, Blackstone awalnya berencana mengambil saham minoritas di bisnis TikTok di AS. Konsorsium investor yang diorkestrasi Trump tersebut dipimpin oleh Susquehanna International Group dan General Atlantic.
Kedua entitas tersebut saat ini merupakan investor ByteDance yang merupakan perusahaan induk TikTok di China.
Blackstone menolak berkomentar. TikTok tak segera merespons permintaan komentar.
Sebagai informasi, pemerintahan AS di era Joe Biden telah menandatangani regulasi yang memaksa ByteDance melakukan divestasi terhadap operasi TikTok di AS. Jika tidak, TikTok diancam akan diblokir permanen.
Regulasi itu didasarkan pada kekhawatiran pemerintah bahwa data pengguna TikTok di AS bisa dibocorkan ke pemerintahan Xi Jinping di China, jika layanan populer itu tetap berada di bawah ByteDance.
Mulanya, penegakkan hukum tersebut dipatok pada 19 Januari 2025. Namun, pasca Trump dilantik, ia menundanya dan membuka ruang negosiasi yang lebih panjang.
Trump sudah 3 kali melakukan penundaan penegakkan hukum atas status TikTok. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa negosiasi AS dan China masih alot, terlebih ketika Trump melancarkan perang tarif tinggi dengan negara tersebut.
Kita tunggu saja seperti apa nantinya nasib TikTok di AS dan siapa saja investor AS yang akan mengendalikan layanan tersebut!
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi TikTok, Donald Trump Rela Jika Harus Mengalah