
Temuan di Afrika Bisa Ubah Sejarah Manusia, Peneliti Harvard Heboh

Jakarta, CNBC Indonesia - Penemuan sisa gigi badak yang berusia 24 juta tahun membuat peneliti kegirangan. Pasalnya, sisa gigi tersebut merupakan protein penyusun DNA paling tua yang berhasil dianalisis.
DNA adalah andalan peneliti fosil manusia purba, hewan, dan tumbuhan prasejarah untuk memahami evolusi makhluk hidup yang hidup sebelum era manusia. Namun, DNA tidak mampu bertahan lama.
Menurut Reuters, sampai saat ini, DNA purba fosil tertua yang pernah ditemukan oleh peneliti usianya hanya 2 juta tahun. Protein, sebagai komponen utama DNA, mampu bertahan jauh lebih lama dan memberikan informasi yang serupa.
Peneliti kini berhasil menemukan dan kemudian mengurutkan (sequencing) protein yang diambil dari fosil gigi badak, gajah, dan kuda nil yang sudah punah. Fosil tertua berasal dari badak yang diperkirakan berusia 21-24 juta tahun. Protein tersebut digali dari dua lingkungan yang bertolak belakang yaitu di wilayah Kanada yang berbatasan dengan Kutub Utara dan sebuah lembah di Kenya yang suhunya panas.
"Proyek yang saling melengkapi ini menunjukkan bahwa protein, struktur dasar dari semua makhluk hidup yang menyimpan informasi soal sejarah evolusi, bisa ditemukan di fosil purba di belahan dunia mana saja," kata Daniel Green, ahli biologi evolusi dari Harvard, seperti dikutip oleh Reuters dari jurnal Nature.
Penemuan ini membuka pintu ke penelitian yang lebih jauh soal evolusi, termasuk riset soal garis keturunan manusia hingga terkait dinosaurus.
"Protein purba bisa memberikan informasi soal sejarah evolusi dengan menyediakan data molekul dari spesimen yang terlalu tua untuk preservasi DNA. Ini memberikan peneliti cara untuk melakukan klarifikasi tentang hubungan evolusi di pohon kehidupan, bahkan untuk spesies yang sudah punah jutaan tahun," katan Ryan Sinclair Paterson dan Universitas Kopenhagen.
Menurut Reuters, DNA dan protein terdegradasi seiring dengan berjalannya waktu, tetapi protein lebih "awet." DNA tertua yang berhasil diambil berasal dari fosil organisme yang hidup di Greenland sektari 2 juta tahun lalu. Sebelum penemuan protein dari badak purba, protein tertua yang pernah terekam berasal dari fosil yang terawetkan oleh iklim dingin di Kanada.
Protein yang diambil dari gigi 5 badak, gajah, dan kuda nil yang hidup 1,5-18 juta tahun lalu di Kenya menunjukkan hubungan antara manusia purba dengan "saudara" mereka yang sekarang masih berkeliaran di lokasi yang sama. Adapun, sisa gigi dari fosil badak di Kanada yang diperkirakan berusia 24 juta tahun menunjukkan garis keturunan ke badan modern.
"Protein dibentuk oleh kode genetika kita, DNA, jadi sequence protein mengungkap informasi tentang hubungan antara dua individu yang berbeda, jenis kelamin, dan lainnya," kata Green.
Peneliti mengambil peptida, rantai organik yang disebut sebagai asam amino yang menyusun protein, yang ditemukan di enamel gigi.
"Beberapa protein menyusun gigi, struktur yang paling kuat dan awet di tubuh manusia," kata Green. "Enamel pada dasarnya adalah batu, mineral yang dinamakan hydroxyapatite.
Homo sapiens atau spesies manusia modern muncul sekitar 300.000 tahun lalu. Protein purba ditemukan di gigi beberapa spesies yang sudah punah dalam riwayat evolusi manusia.
"Hominin [kelompok makhluk hidup yang menyerupai manusia] memiliki asal evolusi dan diversifikasi di area tempat sampel kami berasal, jadi hasil yang kami dapatkan sangan menjanjikan untuk eksplorasi lebih jauh tentang nenek moyang kita di Kenya," kata Timothy Cleland dari Institut Museum Konservasi Smithsonian.
Protein yang diteliti berasal dari spesies yang berasal dari era setelah era dinosaurus. Era dinosaurus atau era Mesozoic berakhir 66 juta tahun lalu.
"Metode baru dan lebih baik dalam mengambil dan mendeteksi protein purba, bisa membawa paleoproteomics ke era Mesozoic," kata Green.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nenek Moyang Raksasa Penghuni RI Ditemukan di Gigi Asal China
