Bukti Serangan AS Gagal Hancurkan Pusat Nuklir Iran, Trump Salah Besar

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
26 June 2025 13:55
Citra satelit menunjukkan tanggul kendaraan baru dan truk di jalan sejauh 1,1 kilometer dari fasilitas nuklir Fordow, dekat Qom, Iran, 20 Juni 2025. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)
Foto: Citra satelit menunjukkan tanggul kendaraan baru dan truk di jalan sejauh 1,1 kilometer dari fasilitas nuklir Fordow, dekat Qom, Iran, 20 Juni 2025. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) disebut gagal dalam serangan pada tiga fasilitas nuklir Iran pekan lalu. Sejumlah sumber mengatakan komponen inti program nuklir tidak hancur.

Sejumlah orang yang memberikan penilaian pada laporan Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Pentagon yang dikutip CNN Internasional menyebutkan alih-alih hancur, program nuklir hanya terhambat dalam beberapa bulan.

"Hasil penilaiannya adalah, AS hanya menunda program nuklir Iran dalam beberapa bulan paling lama," kata seorang sumber dikutip kamis (26/6/2025).

Seorang sumber mengatakan penilaian itu berdasarkan analisis kerusakan karena serangan dari AS.

Pihak Gedung Putih mengonfirmasi adanya penilaian tersebut. Namun membantah kebenaran isinya.

"Penilaian ini adalah upaya untuk merendahkan Presiden Trump dan mendiskreditkan pilot pesawat tempur pemberani yang melakukan misi yang dilakukan sempurna untuk menghancurkan program nuklir Iran," kata Sekretaris Gedung Putih Karoline Leavitt.

"Semua orang tahu apa yang terjadi saat menjatuhkan empat belas bom seberat 30 ribu pon pada target: pemusnahan total," ucapnya menambahkan.

Presiden AS Donald Trump juga mengklaim serangannya berhasil. Bahkan, ia blak-blakan menyebut serangan itu adalah yang paling sukses dalam sejarah.

"Fordow sudah tidak ada," kata Trump dalam unggahan di media sosial Truth Social.

Gambaran Fasilitas Fordow

Usai diserang AS, citra satelit komersial menunjukkan fasilitas nuklir Fordow, salah satu yang diserang selain Natanz dan Isfahan, rusak parah. Namun, tidak ada konfirmasi kerusakan parah pada bagian dalam fasilitas.

Dari gambar terlihat enam lubang tempat bom menghantam fasilitas nuklir itu. Tanah di sekitarnya juga rusak dan tertutup debu.

Mantan inspektur nuklir PBB dan kepala Institut Sains dan keamanan Internasional, David Albright memastikan fasilitas itu hancur. "Saya kira fasilitas itu mungkin hancur," ucapnya dikutip dari Reuters.

Sementara peneliti asosiasi CNA Corporation, Decker Eveleth mengaku sulit mengonfirmasi kerusakan. Sebab apa yang ada di dalamnya terlalu dalam untuk bisa dievaluasi kerusakan menggunakan citra satelit.

"Terkubur terlalu dalam untuk kami bisa mengevaluasi berdasarkan citra satelit," kata Eveleth.

Kemungkinan lain persediaan uranium di Fordow telah dipindahkan sebelum serangan AS pada Minggu (22/6) pekan lalu. Lokasinya hingga kini tidak diketahui, bahkan oleh pihak Israel, AS dan inspektur nuklir di PBB.

Citra satelit Maxar Technologies menangkap gambar aktivitas tidak biasa pada hari Kamis dan Jumat. Sejumlah kendaraan mengantre di luar pintu masuk fasilitas.

Mengutip sumber, Reuters melaporkan sebagian besar uranium bermuatan 60% mendekati mutu senjata telah dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan sebelum AS melancarkan serangan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Ampuni Bos Startup Mobil Listrik Bangkrut yang Tipu Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular