Xi Jinping Melunak, Tiba-tiba Ketemu Jack Ma Bahas Donald Trump

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Selasa, 18/02/2025 15:50 WIB
Foto: Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato pada resepsi menjelang Tahun Baru Imlek di Aula Besar Rakyat di Beijing pada hari Senin, 27 Januari 2025. (AP/Li Xueren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Xi Jinping mengadakan pertemuan mendadak dengan beberapa tokoh besar di sektor teknologi China, salah satunya pendiri Alibaba, Jack Ma. Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek, juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Xi mengadakan pertemuan di Aula Besar Rakyat, tempat yang sama dengan yang ia gunakan pada 2018 untuk pertemuan serupa selama perang dagang pada masa pemerintahan pertama Presiden AS Donald Trump.


Pernyataan Xi, yang dirangkum oleh media pemerintah, menekankan kesinambungan dalam strategi pembangunan ekonomi China. Namun, ia juga mengatakan bahwa bisnis swasta memiliki prospek yang luas untuk menciptakan kekayaan dan peluang.

Pertemuan tersebut bersifat mendesak ini dilakukan untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam kekuatan model bisnis dan pasar China.

Ini menjadi sebuah langkah perubahan dalam pendekatan Beijing terhadap raksasa teknologinya. Biasa mereka memiliki aturan ketat bagi perusahaan teknologi, namun kini sepertinya agak dilonggarkan.

Menurt XI, pemerintahan China dan skala pasarnya memberikan keuntungan inheren dalam mengembangkan industri-industri baru.

"Ini adalah waktu yang tepat bagi mayoritas bisnis dan pengusaha swasta untuk menunjukkan keunggulan mereka," katanya seperti dikutip dalam pidato yang disebut media pemerintah sebagai 'pidato penting'.

Menurut para analis, hal tersebut mencerminkan kekhawatiran para pembuat kebijakan mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi dan upaya Amerika Serikat untuk membatasi perkembangan teknologi China.

"Ini adalah bukti bahwa pemerintah China membutuhkan perusahaan-perusahaan sektor swasta untuk persaingan teknologinya dengan Amerika Serikat," kata Christopher Beddor, wakil direktur riset Tiongkok di Gavekal Dragonomics Hong Kong, dikutip dari Reuters, Selasa (18/2/2025).

"Pemerintah tidak punya pilihan selain mendukung mereka jika ingin bersaing dengan Amerika Serikat," imbuhnya.

Sektor swasta di China, yang bersaing dengan perusahaan-perusahaan milik negara, menyumbang lebih dari separuh pendapatan pajak. Menurut perkiraan analis, sektor swasta menyumbang lebih dari 60% output ekonomi, dan 70% inovasi teknologi.

Kebijakan yang ditetapkan AS membuat lebih banyak tekanan pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Padahal sebelumnya, China juga sudah terguncang oleh lemahnya konsumsi domestik dan krisis utang yang menggoyahkan sektor properti.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi TRON Kembangkan Kendaraan Listrik Berbasis Swap Battery