
Bos Telko Bicara Kenaikan Tarif PPN dan Pertumbuhan Ekonomi 8%

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menilai saat ini daya beli masyarakat belum terlalu kuat untuk adanya kenaikan PPN 12%.
Namun dari sisi ATSI, mereka masih menunggu hasil evaluasi dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komidigi) selaku regulator industri telekomunikasi.
ATSI juga terbuka jika diajak untuk diskusi membahas mengenai kenaikan PPN 12% ini. Ketika ditanya apakah kenaikan PPN ini akan memengaruhi industri, Sekjen ATSI Marwan O Baasir, membenarkan soal hal tersebut.
"Kalau dibilang memengaruhi ya, karena kalau beli barang kita jadi kena PPN 12% ya, pasti akan ada pengaruh beban tambahan ya," ujar Marwan dalam prgram Profit di CNBC Indonesia, Jumat (27/12/2024).
"Pasti ada beban tambah, ya ntar kita diskusikan dengan Komdigi," imbuhnya.
Di satu sisi ia menyampaikan bahwa industri telekomunikasi memiliki strategi untuk mempercepat dan mendukung ambisi pemerintah Presiden Prabowo Subianto mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.
Marwan melihat bahwa pemerintahan Prabowo sering menyatakan ingin mendorong pertumbuhan dengan basis digitalisasi.
Misalnya, program makan siang gratis bisa disampaikan kepada para siswa sangat cepat menggunakan aplikasi yang berada di ponsel. Sehingga setiap siswa bisa terekam siapa yang sudah atau belum menerima. Atau program Satu Sehat yang juga diakses melalui internet.
Infrastruktur internet adalah salah salah satu hal yang bisa dibangun dari industri telekomunikasi untuk mempercepat program-program tersebut.
"Dengan aplikasi itu kan melalui mobile, pipeline mobile, internet, nah ini menjadi salah satu contoh yang bisa dibantu industri telekomunikasi mempercepat program-program tersebut. Jadi nggak perlu manual, memberikan makanan itu di sekolah tapi semua menggunakan internet," kata Marwan.
"Artinya sesuatu yang terkait dengan digitalisasi, kalau kita mau lakukan telco industry bisa membantu." pungkasnya.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article XL Axiata Gaspol Investasi AI, Nilainya Tembus Rp 15 Miliar
