China Bobol HP Donald Trump Jelang Pilpres AS, Ini Keterangan FBI
Jakarta, CNBC Indonesia - Donald Trump dikabarkan jadi korban peretasan. Pelakunya disebut berasal dari China dan terkait dengan pemerintah setempat.
Bukan hanya Trump, pasangannya yang juga wakil presiden dari Partai Republik JD Vance juga jadi target peretasan tersebut. New York Times melaporkan sejumlah pejabat dan mantan pejabat juga bernasib sama.
FBI dan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) mengonfirmasi mereka tengah melakukan investigasi. Namun tidak ada nama tim kampanye Trump dalam pernyataan kedua lembaga.
"Setelah FBI mengidentifikasi aktivitas jahat, FBI dan CISA memberitahu perusahaan yang terdampak, memberikan bantuan teknis dan membagikan informasi untuk membantu calon korban lain," kata badan itu, dikutip dari The Guardian, Selasa (5/11/2024).
Lawan Trump dalam pemilihan presiden AS, Kamala Harris juga ikut terseret dalam masalah ini. Juru bicara tim kampanye Trump, Steven Cheung mengkritik serta menyalahkan Harris dan Gedung Putih dalam kasus ini.
Menurut Cheung, baik Harris dan Gedung Putih telah membiarkan musuh bisa menargetkan tim kampanye Trump.
Kasus ini merupakan bagian dari pelanggaran jaringan telekomunikasi di Amerika Serikat. Korbannya adalah raksasa telko negara tersebut, AT&T, Verizon dan Lumen Technologies.
Laporan menyebutkan para peretas berusaha menemukan informasi sensitif terkait keamanan nasional.
Bukan kali ini saja Trump mengaku menjadi korban peretasan. Awal tahun, tim kampanyenya mengaku telah diretas dan hacker asal Iran disebut jadi pelaku kasus tersebut.
Mereka telah mencuri dan mendistribusikan dokumen internal yang rahasia. Bulan September, Departemen Kehakiman juga telah menuntut tiga anggota Iran dalam dugaan peretasan kampanye mantan presiden AS itu.
(fab/fab)