China Dipalak Habis, Mau Nego Malah Ditikung

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
29 October 2024 11:50
Foto Kolase Bendera Eropa dan China. (Dok. AFP)
Foto: Foto Kolase Bendera Eropa dan China. (Dok. AFP)

Jakarta, CNBC Indonesia - China buka suara soal polemik tarif impor tambahan yang dibebankan Uni Eropa kepada para pemain kendaraan listrik (EV) asal negaranya. China memperingatkan pentingnya menjaga kepercayaan antara dua pihak.

Sebelumnya, China dan Uni Eropa telah menyepakati negosiasi lebih lanjut terkait alternatif tarif yang diterapkan. Namun, terdengar kabar bahwa Uni Eropa ingin melakukan negosiasi terpisah secara langsung kepada para perusahaan EV China.

Hal ini membuat China meradang. China mengatakan jika Uni Eropa melakukan negosiasi terpisah akan 'mengguncang kepercayaan' dan mengganggu proses negosiasi yang diharapkan, dikutip dari Reuters, Selasa (29/10/2024).

Sebelumnya, panggilan video telah dilakukan antara kepala perdagangan Uni Eropa Valdis Dombrovskis dan Menteri Perdagangan China Wang Wentao.

Keduanya menyepakati negosiasi alternatif tarif itu untuk mempertimbangkan harga minimum yang dibebankan ke produsen China. Opsi lain adalah mengeluarkan investasi di Eropa.

"Semua prinsipal sepakat negosiasi teknis akan segera dilakukan," kata Komisi Eropa.

Saat itu, Kementerian Perdagangan China mengatakan pihaknya menyambut baik rencana kedatangan tim Uni Eropa ke China. Mereka juga menjelaskan solusi masalah itu adalah komitmen harga.

Sementara itu, Dembrovskis tidak menutup kemungkinan untuk diskusi bersama para pemain. Menurutnya negosiasi eksportir perseorangan juga eksekutif Uni Eropa dengan Kamar Dagang China.

Sebagai informasi, Uni Eropa berencana mengenakan tarif tambahan hingga 35,3% pada pemain kendaraan listrik China yang memasarkan produknya di kawasan Eropa. Hal ini dilakukan dengan dalih melindungi pemain lokal di Eropa agar tak tertekan dengan persaingan mobil listrik murah dari China. 

Selain itu, perusahaan mobil listrik China dikatakan telah mendapat subsidi besar dari pemerintah, sehingga bisa menjual mobil listrik dengan harga murah. Namun, penambahan pajak 35,5% di luar pajak impor standar dinilai memberatkan bagi perusahaan mobil listrik China. Untuk itu, Uni Eropa bersedia mengadakan negosiasi alternatif lain dengan pemerintah China. 


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil China Dijegal Eropa, Pasukan Xi Jinping Langsung Bertindak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular